Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mike Pompeo Jadi Menlu, Ke Mana Arah Kebijakan Luar Negeri AS?

Kompas.com - 14/03/2018, 20:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,CNBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) secara resmi mengumumkan Mike Pompeo sebagai Menteri Luar Negeri yang baru.

Direktur dinas rahasia AS (CIA) yang dikenal sebagai loyalis Trump itu bakal menggantikan Rex Tillerson yang didepak Selasa (13/3/2018).

Keputusan Trump memunculkan pertanyaan publik seperti apa nantinya arah kebijakan luar negeri Negeri "Paman Sam".

Diberitakan BBC Rabu (14/2/2018), berikut adalah empat negara yang menjadi isu utama di Washington:

1. Iran
Trump menyebut kebijakan soal Iran menjadi alasan utama mengapa dia memutuskan untuk mendepak Tillerson dari jabatannya.

"Jika Anda melihat Iran, sangat menyedihkan. Namun, dia (Tillerson) menganggapnya biasa. Bersama Pompeo, saya kira bakal mulus karena kami punya pikiran yang sama," tutur Trump dalam konferensi pers Selasa.

Selama masa kampanye, Trump berjanji bakal menarik AS dari Rencana Aksi Gabungan secara Komprehensif (JCPOA) yang dibuat pada 14 Juli 2015.

Program era Presiden Barack Obama tersebut merupakan kesepakatan internasional antara Iran dengan AS, Jerman, Perancis, Rusia, Inggris, China, dan Uni Eropa (UE).

Baca juga : Rusia: AS Cari-cari Alasan untuk Menekan Iran

Inti dari kesepakatan tersebut adalah Iran bersedia mengurangi produksi uranium, dan tidak akan membangun fasilitas penampungan air selama 15 tahun ke depan.

Selama Tillerson menjabat, kesepakatan tersebut masih aman. Namun, semua berubah jika Pompeo yang menjadi menlu.

"Saya berencana untuk menutup kesepakatan penuh bencana dengan negara yang mempromosikan terorisme," ujar Pompeo pada November 2016, dilansir dari CNBC.

The Middle East Institute berkata, Pompeo merupakan sosok yang dikenal sangat mendukung perubahan rezim yang ada di Iran.

"Dia terlihat seperti orang yang bakal senang jika AS dan Iran terlibat konflik militer," ujar The Middle East Institute.

Baca juga : Dubes AS untuk PBB Sebut Iran Sebarkan Konflik di Timur Tengah

2. Korea Utara
Direktur 54 tahun itu dikenal mempunyai komentar yang keras terhadap Korea Utara (Korut), terutama tentang rezim Kim Jong Un.

Sepanjang 2017, Pompeo mengeluarkan pernyataan sudah saatnya terjadi pergantian kekuasaan di negeri komunis tersebut.

"Saya berharap kami bisa menemukan cara untuk memisahkan rezim (Kim) dari sistemnya. Rakyat Korut tentu suka melihatnya pergi," kata Pompeo Juli 2017.

Wakil presiden lembaga konsultasi Park Strategies Sean King berujar, Pompeo bakal menjadi negosiator yang bagus.

Baca juga : China Harap Pergantian Menlu AS Tak Pengaruhi Rencana Dialog dengan Korut

"Dia seperti rajawali," puji King. BBC melansir, Pompeo bisa memberikan AS posisi yang kuat selama perundingan dengan Korut.

Namun, retorika Pompeo yang cenderung keras bisa menimbulkan masalah, terutama menyangkut rezim Kim yang cenderung sensitif.


3. Rusia
Loyalitas Pompeo kepada Trump begitu kentara ketika berbicara tentang Rusia, terutama dugaan Trump dibantu Kremlin saat Pilpres 2016.

Pada Oktober 2017, dia mengatakan kalau seluruh dinas rahasia AS menyimpulkan kalau intervensi Rusia tidak mempengaruhi hasil Pilpres 2016.

Sebuah pernyataan yang harus diralat setelah badan rahasia AS lainnya menyatakan kalau mereka tidak membuat keputusan tersebut.

Anders Aslund, peneliti senior lembaga think tank Atlantik Council berkata, sebelum menjadi Direktur CIA, Pompeo sangatlah keras menentang Rusia.

Baca juga : Dalam Pidato Perpisahannya, Tillerson Peringatkan soal Rusia

"Namun, sebagai loyalis Trump, dia memilih untuk melunakkan pandangannya kepada Kremlin, dan Trump sejalan dengannya," beber Aslund.

Meski begitu, pengangkatan Pompeo tidak akan bisa membuat penyelidikan yang dipimpin Penasihat Khusus Robert Mueller berhenti.

4. Suriah
Pompeo diketahui begitu vokal mengkritik keberadaan Rusia dan Iran yang dianggapnya telah mengintervensi politik Timur Tengah.

Charles Lister dari Middle East Institute berkata, keberadaan Pompeo bisa menggeser sikap AS soal konflik yang ada di Suriah.

Apalagi, mantan anggota DPR AS itu menekankan pentingnya mempunyai sikap untuk menentang rezim Presiden Bashar al-Assad.

"Penunjukan Mike Pompeo memberi angin segar bagi pihak-pihak yang menginginkan AS bisa lebih tegas terhadap krisis di Suriah," tutur Lister.

Selain itu, adanya Pompeo bisa melemahkan peran Penasihat Keamanan Nasional HR McMaster, dan Menteri Pertahanan James Mattis.

Baca juga : Turki Minta AS Cegah Pasukan Aliansi Suriah Menuju Afrin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com