KOMPAS.com - Pemimpin kemerdekaan India, Mohandas "Mahatma" Gandhi pada 12 Maret 1930 memulai perlawanannya terhadap monopoli penjualan garam yang diberlakukan pemerintah kolonial Inggris.
Untuk menunjukkan perlawanannya, Gandhi dan pengikutnya melakukan "long march" sejauh 387 kilometer dari tempat tinggalnya di Sabarmati Ashram di Gujarat menuju kota Dandi di pesisir Laut Arab.
Aksi ini dipicu pemberlakuan Undang-undang Garam yang melarang warga India mengumpulkan atau menjual garam, sebuah komoditas penting dalam makanan India.
Warga India kemudian dipaksa membeli garam dari Inggris yang pada gilirannya melakukan monopoli produksi, penjualan serta membebankan pajak garam yang amat tinggi.
Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Mahatma Gandhi Tewas Dibunuh
Namun, rakyat India tak bisa berbuat apa-apa, meski miskin mereka terpaksa membeli garam yang mahal karena amat membutuhkannya.
Akhirnya, Gandhi memutuskan untuk menentang undang-undang baru ini yang nantinya akan menjadi cara sederhana warga India untuk melawan Inggris tanpa kekerasan.
Gandhi kemudian mengumumkan penentangannya terhadap kebijakan garam ini menjadi tema utama gerakan satyagraha atau perlawanan massal tanpa kekerasan.
Pada 12 Maret 1930, Gandhi berangkat bersama 79 orang pengikutnya menuju kota Dandi di pesisir Laut Arab. Nantinya, Gandhi berencana untuk menentang Inggris dengan cara membuat garam dari air laut.
Sepanjang perjalanan sejauh 387 kilometer itu ternyata makin banyak rakyat India yang mengikuti dia. Pada saat dia tiba di Dandi pada 5 April 1930, Gandhi sudah memimpin puluhan ribu orang.
Gandhi kemudian berpidato, memimpin doa, lalu keesokan paginya berjalan menuju ke laut untuk mulai membuat garam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.