Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buldoser Hancurkan Desa-desa Warga Etnis Rohingya

Kompas.com - 13/02/2018, 13:25 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


YANGON, KOMPAS.com - Foto udara yang memotret wilayah di negara bagian Rakhine, Myanmar, menunjukkan permukiman warga etnis Rohingya yang hancur.

Gambar itu juga memperbarui tuduhan bahwa Myanmar telah menghapus rumah dan sejarah etnis minoritas.

Foto yang diunggah di media sosial oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Myanmar, Kristian Schmidt, menunjukkan petak tanah luas yang telah hancur karena buldoser.

Wilayah bekas tempat tinggal warga etnis Rohingya itu tidak menyisakan struktur bangunan dan bahkan pepohonan.

"Warga etnis Rohingya terkejut melihat desa mereka diratakan," kata Chris Lewa, ketua LSM Arakan Project.

Mereka khawatir musim hujan yang akan datang akan semakin menghapus jejak masa lalu mereka di desa tersebut.

Baca juga : Bangladesh Libatkan PBB dalam Pemulangan Pengungsi Rohingya

Foto udara ini diambil pada 9 Februari 2018 menunjukkan desa warga etnis Rshingya yang sudah diratakan dengan buldoser di Myanmar. (AFP)- Foto udara ini diambil pada 9 Februari 2018 menunjukkan desa warga etnis Rshingya yang sudah diratakan dengan buldoser di Myanmar. (AFP)
Menteri kesehatan sosial Myanmar, Win Myat Aye, mengatakan pembuldoseran merupakan bagian dari rencana untuk membangun kembali desa-desa dengan standar yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Kami merencanakan pembangunan desa yang baru. Ketika mereka kembali, mereka bisa tinggal di tempat asalnya atau yang terdekat," katanya.

Pemerintah Myanmar juga berencana untuk memberikan bantuan dana bagi warga etnis Rohingya untuk membangun kembali rumah mereka.

Sekitar 700.000 warga etnis Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh untuk mencari perlindungan.

Myanmar dan Bangladesh juga telah menandatangani kesepakatan pengembalian pengungsi Rohingya ke rumah mereka yang seharusnya dilaksanakan pada Januari 2018

Baca juga : Menteri Myanmar: Rohingya Harus Kembali atau Terima Konsekuensi

Namun, banyak warga etnis Rohingya yang menolak kembali tanpa jaminan hak kebutuhan dasar dan keamanan.

Akses ke Rakhine tetap dijaga dengan ketat. Dua wartawan juga telah ditahan karena menyelidiki pembunuhan terhadap 10 tersangka dari etnis Rohingya yang dituduh sebagai teroris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com