Gambar itu juga memperbarui tuduhan bahwa Myanmar telah menghapus rumah dan sejarah etnis minoritas.
Foto yang diunggah di media sosial oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Myanmar, Kristian Schmidt, menunjukkan petak tanah luas yang telah hancur karena buldoser.
Wilayah bekas tempat tinggal warga etnis Rohingya itu tidak menyisakan struktur bangunan dan bahkan pepohonan.
"Warga etnis Rohingya terkejut melihat desa mereka diratakan," kata Chris Lewa, ketua LSM Arakan Project.
Mereka khawatir musim hujan yang akan datang akan semakin menghapus jejak masa lalu mereka di desa tersebut.
"Kami merencanakan pembangunan desa yang baru. Ketika mereka kembali, mereka bisa tinggal di tempat asalnya atau yang terdekat," katanya.
Pemerintah Myanmar juga berencana untuk memberikan bantuan dana bagi warga etnis Rohingya untuk membangun kembali rumah mereka.
Sekitar 700.000 warga etnis Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh untuk mencari perlindungan.
Myanmar dan Bangladesh juga telah menandatangani kesepakatan pengembalian pengungsi Rohingya ke rumah mereka yang seharusnya dilaksanakan pada Januari 2018
Namun, banyak warga etnis Rohingya yang menolak kembali tanpa jaminan hak kebutuhan dasar dan keamanan.
Akses ke Rakhine tetap dijaga dengan ketat. Dua wartawan juga telah ditahan karena menyelidiki pembunuhan terhadap 10 tersangka dari etnis Rohingya yang dituduh sebagai teroris.
https://internasional.kompas.com/read/2018/02/13/13255811/buldoser-hancurkan-desa-desa-warga-etnis-rohingya
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan