Hossam menyatakan, dia ingat pada awal 1990-an, rumah mereka sering dilempari batu oleh para pendatang.
"Sekarang, setelah kami masuk ke dalam bagian Israel, kami takut bakal sering diserang oleh para pendatang," keluh Hossam.
Belum lagi adanya militer yang menggunakan jalan di dekat rumah mereka untuk menempatkan kendaraan.
Kondisi itu membuat anak-anak Jumaa menjadi takut untuk sekadar pergi sekolah, atau membeli makanan.
Hossam berujar, dia pernah meminta pemerintah Palestina untuk memprotes pembangunan tembok itu.
Namun, tambah Hossam, nyatanya para politisi Palestina hanya memberikan bantuan yang tidak terlalu berpengaruh kepada mereka.
Karena mereka sudah tidak punya siapapun di kawasan tersebut, Hakim dengan bercanda berkata bahwa mereka sekarang adalah keluarga merdeka.
"Mulai sekarang, kami bakal memanggil diri kami dengan sebutan Republik Besar Jumaa," kelakar Hakim.
Baca juga : Palestina Nikmati Internet 3G Setelah Menunggu 10 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.