Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intifada Pertama: Sepenggal Kisah dari Mereka yang Mengalaminya

Kompas.com - 11/12/2017, 18:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

 

Wael Joudeh, 46 Tahun, Desa Iraq al-Tayeh, Nablus
Pada 26 Februari 1988, Joudeh yang masih berusia 17 tahun bersama sepupunya, Osamah, hendak pulang ke desanya setelah menggembala domba.

Tanpa diduga, langkah pulang mereka ternyata diikuti oleh serdadu Israel.

Tentara Israel kemudian menangkap mereka, membanting mereka di tanah, dan mencoba mematahkan tulang mereka menggunakan batu.

Aksi ini terekam video, dan menjadi bukti pertama insiden yang kemudian dikenal sebagai "Kebijakan Patahkan Tulang" tersebut.

Joudeh mengisahkan, salah seorang tentara Israel melepas topi militernya, dan menghantamkannya ke kepala Joudeh hingga dia terhuyung-huyung.

Baca juga : Langkah Palestina yang Tak Mau Temui Wapres AS Dikritik

"Setelah itu, tentara itu meneriakkan kalimat 'saya terlahir untuk membunuh orang Palestina!'," ungkap Joudeh.

Tentara itu lalu mengunci tangan Joudeh di belakang punggungya, dan mulai mencoba untuk menghancurkan tangannya menggunakan batu.

Dalam pandangan Joudeh, para prajurit itu tidak hanya berusaha untuk sekedar memberikan luka fisik kepada Joudeh dan sepupunya.

"Mereka juga berusaha untuk mempermalukan dan menjatuhkan semangat kami," kata Joudeh.

Setelah Joudeh dan Osamah dihajar habis-habisan, mereka dibawa ke pusat hukuman Tubas' al-Faraa di Tepi Barat.

Malam harinya, Joudeh didatangi oleh seorng perwira Israel yang menanyai apakah dia baru saja dipatahkan tulangnya oleh pasukan Israel.

Joudeh mengenang, perwira itu berkata dunia tengah berpikir bahwa Joudeh dan sepupunya telah tewas.

Joudeh tidak menduga bahwa ada seorang pria yang berjarak 200 meter dari tempat mereka disiksa merekam setiap detil penyiksaan yang diterimanya.

Joudeh dan sepupunya kemudian dilepaskan setelah media internasional terus menekan militer Israel.

Momen ini bukan pertama kali dialami oleh Joudeh.

Pada 31 Desember 1985, sekelompok pasukan Israel menculik Joudeh ketika dia baru saja pulang sekolah.

Selama Intifada Pertama, tercatat Joudeh lima kali ditahan, dan menghabiskan waktunya di berbagai penjara dan pusat hukuman Israel.

Kini, Joudeh berusia 46 tahun. Dia telah menikah dan mempunyai empat orang anak.

"Saya selalu menceritakan pengalaman saya kepada anak-anak saya. Mereka kemudian menyampaikannya kepada teman-teman mereka," ucap Joudeh.

Baca juga : PM Israel Minta Rakyat Palestina Menerima Keputusan Trump

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com