Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intifada Pertama: Sepenggal Kisah dari Mereka yang Mengalaminya

Kompas.com - 11/12/2017, 18:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

 

Abdullah Abu Shalbak, 49 Tahun, al-Bireh, Ramallah
Graffiti, seni coretan di dinding, juga menjadi salah satu alat protes melawan Israel saat Intifada Pertama. Demikian Abdullah Abu Shalbak mengenangnya.

Cara itu menjadi satu-satunya komunikasi yang bisa dilakukan warga Palestina di dinding kamp pengungsian, atau kawasan mereka sepanjang Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Saat itu, Shalbak muda menjadi anggota "pasukan graffiti" yang bertugas di dinding al-Bireh.

Baca juga : Konflik Israel-Palestina (2): Runtuhnya Ottoman dan Mandat Palestina

Bagi remaja yang baru berusia 19 tahun, tugas itu jelas menantang sekaligus mengkhawatirkan.

Shalbak berujar, pasukan militer sudah mengawasi setiap pergerakannya.

"Pasukan Israel berkeliaran di sepanjang gang, dan menempatkan mata-mata di antara kami," tutur Shalbak.

Shalbak memaparkan, setiap "pasukan graffiti" merupakan tim yang terdiri dari dua orang.

Mereka biasanya bertugas mengumumkan serangan besar, atau sekedar mengucapkan Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha via mural.

Bersenjatakan cat, dan menutupi wajah mereka dengan Keffiyeh, Shalbak dan temannya bakal menuju ke tengah kota, tempat di mana mereka bakal menggambar pesan-pesan itu.

Sehari sebelum Idul Fitri, Shalbak dan temannya tengah menggambar di al-Bireh ketika tiba-tiba pasukan pendudukan Israel menyerbu mereka.

Shalbak dan temannya membuat perjanjian. Jika mereka diserang, mereka bakal lari ke arah yang berlawanan, dan bertemu di tempat yang disepakati.

Janji itu berjalan dengan baik hingga ketika mereka bertemu, Shalbak mengetahui rekannya terluka parah akibat kakinya tersangkut di pagar saat melarikan diri.

Shalbak kemudian meminta dokter kenalannya untuk merawat teman itu.

Selama tiga tahun terakhir Intifada Pertama, Shalbak terus menggambar slogan di dinding.

Baca juga : Konflik Israel-Palestina (3): Sejumlah Konflik Awal di Palestina

Militer Israel yang menangkapnya tidak pernah mengetahui bahawa Shalbak adalah pelaku graffiti di al-Bireh.

"Saat mereka pertama kali menangkap saya, mereka menuduh saya melempari mereka dengan batu dan bom molotov," ujar Shalbak.

Tantangan dari Shalbak dan para pelaku graffiti saat Intifada Pertama tidak hanya kekhawatiran bakal ditangkap Israel.

Melainkan juga omelan dari para pemilik gedung yang dindingnya mereka coret, atau persaingan di antara kelompok graffiti.

Selain itu, Israel juga sering menggunakan graffiti untuk memberikan kode kepada mereka yang bersekutu dengannya.

"Graffiti Israel biasanya ditandai dengan lingkaran dengan segitiga di dalamnya," kata Shalbak.

Shalbak melanjutkan, misi mereka adalah melacak graffiti milik Israel, dan menghapusnya sebelum mata-mata Israel dapat melihat isi pesannya.

Baca juga : Konflik Israel-Palestina (10): Dari Camp David ke Perjanjian Oslo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com