Kunjungan itu dibayangi oleh perlakuan buruk terhadap warga minoritas Rohingya di Myanmar, yang tidak diakui sebagai warga negara dan mengungsi akibat kekerasan komunal.
Beberapa minggu sebelum pertemuannya dengan Suu Kyi, Fransiskus menyapa minoritas Muslim sebagai "saudara laki-laki dan perempuan" yang sedang disiksa dan dibunuh karena iman mereka.
Paus menambahkan, warga Rohingya adalah "orang-orang baik dan hidup damai, tetapi telah menderita selama bertahun-tahun".
Setiap mengulangi pernyataan sikap seperti itu tentu saja akan membuat Paus Fransiksus akan ditentang oleh warga Myanmar.
Pihak berwenang Myanmar telah berulangkali menolak tudingan telah melakukan kekejaman atau mengusir Rohingya sebagai penjahat.
Kelompok garis keras nasionalis Buddhis sebelumnya telah berjanji untuk melakukan demononstrasi menolak lawatan Paus Fransiskus karena ia telah mendukung kelompok minoritas Muslim Rohingya.
Namun, Minggu ini pemerintah Myanmar telah menyerukan persatuan dalam sebuah pawai yang melibatkan warga berbeda keyakinan di Yangon, pawai pertama sejak pecah krisis di Rakhine.
Menurut rencana perjalanan dirilis Vatikan, Fransiskus akan berkunjung ke ibu kota Naypyidaw dan kota terbesar Yangon sebelum menuju ke Banglades – yang telah menamping lebih dari 520.000 pengungsi Rohingya sejak Agustus 2017.
Baca: Paus Fransiskus Serukan Dialog Antaragama di Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.