Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Pernikahan Resmi Pertama Kaum Gay di Jerman...

Kompas.com - 02/10/2017, 07:13 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - "Lonceng" pernikahan bagi pasangan sesama jenis berdentang di Berlin, Hamburg, Hanover dan kota-kota Jerman lainnya.

"Suara" itu menandakan sikap pihak berwenang setempat yang telah membuka pintu, dan mengizinkan pernikahan sejenis.

Ini sejalan dengan undang-undang baru yang mulai berlaku di Jerman.

Adalah dua pria Jerman di Berlin, yang membuat sejarah baru di negerinya, Minggu (1/10/2017).

Mereka adalah Bodo Mende (60) dan Karl Kreile (59) yang saling mengungkap sumpah setia di hadapan altar yang dihiasi bunga putih dan bendera pelangi. 

Keduanya berjanji dalam sebuah ikatan pernikahan, layaknya pasangan heteroseksual.

Mende dan Kreile menjadi pasangan pengantin sesama jenis pertama yang melangsungkan pernikahan secara resmi di Jerman.

Baca: Homoseksualitas, dari Hukuman Mati hingga Pernikahan Sejenis...

Perjuangan berpuluh-puluh tahun dari kelompok homoseksual di negara itu pun kini membuahkan hasil.

Meski, sejumlah aktivis di negeri itu menilai perjuangan mereka masih panjang.

Usai mengucap janji setiap, pasangan Mende dan Kreile berbalik saling berhadapan dan berpelukan dan berciuman sebagai suami-istri di depan kerumunan fotografer dan kru televisi. 

"Saya benar-benar puas, ini sangat simbolis untuk diakui sebagai pasangan yang benar-benar normal, dan tidak lagi memiliki pernikahan kelas dua," kata Kreile usai memotong kue pelangi.

Seperti diberitakan AFP, Mende dan Kreile, adalah salah satu pasangan yang menjadi juru-kampanye pernikahan gay.

Mereka sudah bersuara sejak tahun 1979, demi mengikat hubungan mereka dalam pernikahan resmi.

Sebelumnya, Mende dan Kreile pun menjadi pasangan pertama yang mencatatkan diri sebagai pasangan kemitraan sipil di tahun 2002.

Kabar baik untuk pasangan sesama jenis di Jerman datang tiga bulan setelah parlemen memilih untuk memberi pasangan sesama jenis hak untuk menikah.

Kira-kira, kini ada 94.000 pasangan seks sesama jenis di negeri itu.

Baca: Otoritas Zanzibar Tangkap 20 Orang Atas Tuduhan Homoseksualitas

Angin baik ini juga terjadi menyusul sebuah perubahan sikap dari Kanselir Angela Merkel.

"Akhirnya, hukum yang setara untuk cinta yang setara," ungkap Menteri Kehakiman Heiko Maas di akun Twitter-nya.

Ucapan itu muncul saat Jerman resmi menjadi negara Eropa ke-15 yang melegalkan pernikahan gay.

Belanda mengawali kebijakan itu di tahun 2000, dan kemudian diikuti sedikit demi sedikit oleh negara-negara Eropa lainnya termasuk Spanyol, Swedia, Inggris, dan Perancis.

Hubungan sesama jenis di Jerman menjadi sangat normal, sehingga jajak pendapat menunjukkan sekitar 75 persen orang Jerman mendukung pernikahan gay.

"Ini adalah hari yang luar biasa. Kami semua merasa meriah dan bahagia," kata anggota parlemen Partai Demokratik (SPD) Johannes Kahrs kepada AFP dari Hamburg.

Baca: Akankah Pernikahan Sejenis Jadi Legal di Taiwan?

Kahrs yang hadir dalam pesta pernikahan dua temannya, Mende dan Kreile adalah salah satu pegiat bagi kelompok gay dan lesbian.

Perubahan hati Merkel 

Dengan undang-undang bagi pasangan sesama jenis, pasangan gay Jerman secara otomatis mendapatkan hak dari keuntungan pajak dan adopsi layaknya keluarga heteroseksual.

Seiring dengan upaya Partai Hijau Jerman, organisasi hak gay dan lesbian LSVD memulai perjuangan untuk mendapatkan hak perkawinan yang setara sekitar tahun 1990.

Namun kemajuannya terasa lambat. Sejak tahun 2001 pasangan gay harus berurusan dengan undang-undang kemitraan sipil.

Hal itu diperluas selama bertahun-tahun untuk menghapus lebih banyak kesenjangan antara hak pasangan gay dan pasangan heteroseksual.

Terobosan terakhir tiba-tiba terjadi saat muncul pengumuman Merkel yang tidak terduga pada bulan Juni.

Dia mengaku akan mengizinkan anggota parlemen konservatifnya untuk memilih dengan suara hati terkait isu ini. 

Merkel mengatakan, pemikirannya berubah setelah pengalaman tak terlupakan saat bertemu dengan pasangan lesbian penuh kasih merawat delapan anak asuh di wilayah Baltik.

Pergeseran sikap Merkel ini mengejutkan, -setelah 12 tahun diblokade oleh kubu Demokrat Kristen dan sekutu Bavaria-nya.

Oleh beberapa orang, sikap Merkel ini dipandang sebagai tipu muslihat untuk menghadapi pemilihan umum bulan September lalu.

Kanselir Merkel memang mengaku menentang RUU tersebut, dengan alasan bahwa konstitusi Jerman masih mendefinisikan pernikahan sebagai "penyatuan pria dan wanita".

Baca: Jerman Legalisasi Pernikahan Sejenis, tapi Kanselir Merkel Menentang

Juni lalu juga adalah bulan yang tak terlupakan bagi hak-hak gay di Jerman.

Parlemen membatalkan hukuman bagi ribuan orang yang dihukum berdasarkan undang-undang era Nazi yang melawan hubungan sesama jenis, yang tetap berlaku sampai tahun 1994.

Kini, tersisa serangkaian masalah yang familiar di negara-negara demokrasi barat, seperti sumbangan darah, atau akses terhadap pengobatan reproduksi, di mana homoseksual dapat diperlakukan secara berbeda.

"Konstitusi masih harus diubah untuk sepenuhnya melindungi warga terhadap diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atau orientasi seksual," kata Kahrs.

"Itu semua adalah hal yang akan kita atasi sedikit demi sedikit," sambung dia.

"Yang penting adalah bahwa kita telah mendorong pembukaan pernikahan, dan itu adalah sinyal baik yang dibutuhkan setiap orang," tegas dia.

Baca: Gereja di Norwegia Sepakati Liturgi Baru untuk Pernikahan Sejenis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com