SINGAPURA, KOMPAS.com - Benjamin Ong, seorang perawat dari departemen di Rumah Sakit Tock Seng, Singapura, memutuskan menunda pernikahan dikarenakan situasi darurat virus corona di negaranya.
Dia mengatakan keputusan untuk merawat pasien tersebut adalah sebuah "tanggung jawab yang harus dilakukan".
Namun, bukan berarti pernikahannya dibatalkan. Dia dan tunangannya yang juga pekerja medis tetap mengusahakan pernikahan setelah wabah virus corona berakhir.
Baca juga: Perawat yang Tangani Pasien Virus Corona Jadi Gundul, Ini Alasannya...
"Kami ingin menghindari kerumunan selama beberapa waktu ke depan dan kemungkinan tindakan pencegahan." ujar Benjamin yang asli India namun diadopsi oleh keluarga China ini.
Keputusan yang mereka buat memang sulit tapi pasangan muda itu sepakat untuk melakukannya sebab tidak ingin ambil risiko akan kemungkinan penyebaran virus.
Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, sebuah kota di Provinsi Hubei telah menyebar sampai ke Singapura. Pada Jumat sore kemarin, Singapura mengonfirmasi 67 orang warganya terinfeksi.
Sementara di China, angka terinfeksi sudah mencapai lebih dari 66.000 orang dan menewaskan lebih dari 1.500 jiwa.
Seperti yang dilansir dari Asia One, melalui instagram, perawat 29 tahun itu memublikasikan wajahnya setelah melepas masker. Dia menyebut bekas masker di wajahnya dengan "Battle Scars".
Di dalam unggahannya, dia mengutarakan bahwa dia harus menunda pernikahan karena bertugas di "garis depan" sebagai petugas medis.
Tunangannya yang juga seorang pekerja medis garis depan terkait virus corona, beserta keluarga besar mereka mendukung penundaan pesta pernikahan yang sudah dipesan pada Februari ini.
Beruntungnya, restoran tempat mereka berencana mengadakan pesta pernikahan berkenan mengembalikan uang yang sudah diterima.
Baca juga: Kisah Perawat Pasien Virus Corona: Tak Boleh Makan atau ke Toilet saat Bekerja
Tak hanya soal pernikahannya yang tertunda, Benjamin Ong juga menyebut bahwa pekerjaannya di garis depan terkait virus corona memasuki "zona perang", di mana setiap tenaga medis diharuskan memakai alat pelindung level tinggi.
Tenaga medis yang bertugas juga kerap merasakan kelelahan, gatal di pundak, sakit di betis dan juga di pergelangan kaki.
Memakai alat pelindung kesehatan juga membuat pernapasan agak sulit dan meninggalkan bekas di wajah sampai berjam-jam.
Namun pekerjaannya membuat Benjamin Ong tetap mampu tenang menikmati karena memberinya adrenalin untuk terus membantu yang membutuhkan.
Unggahannya di media sosial juga membantu para tenaga kerja medis lainnya terhindar dari kemungkinan diskriminasi dari publik yang takut bahwa mereka akan terpapar kuman dan bakteri.
Baca juga: Kabar Dua Perawat RSUP Sardjito Disebut Tertular Virus Corona Hoaks
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.