"Semua tiga tentara memperkosa saya," katanya sambil menangis.
Baca: Myanmar Bunuh Tiga Terduga Militan Rohingya di Rakhine
Dia terus mencengkeram tangan anaknya yang berusia enam tahun yang duduk di sampingnya.
"Ketika mereka pergi, saya berlari keluar rumah dengan dua anak saya. Saya mengikuti kerumunan orang yang berlari untuk menyelamatkan hidup mereka."
Suami Shamila keluar saat serangan terjadi, namun dia belum pernah terlihat kembali sejak serangan itu terjadi.
Dia pun tidak tahu di mana ketiga anaknya yang lain - mereka bermain di luar saat tentara datang, dan menghilang saat kejadian usai.
Misi pencarian fakta PBB sedang bekerja di kamp-kamp pengungsian untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar, termasuk kekerasan seksual.
Perwakilan Khusus PBB untuk Urusan Kekerasan Seksual dalam Konflik, Pramila Patten mengatakan, minggu ini dia sangat prihatin dengan operasi keamanan di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Korban selamat menggambarkan kekerasan seksual yang digunakan sebagai alat teror untuk memaksa populasi Rohingya melarikan diri.
Baca: Konflik di Rakhine Telah Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.