Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Perkosaan oleh Militer Myanmar Hantui Wanita-wanita Rohingya

Kompas.com - 24/09/2017, 13:00 WIB

LEDA, KOMPAS.com -  Shamila mencengkeram tangan putrinya dengan sangat rapat sehingga berubah menjadi putih, saat menceritakan bagaimana tentara Myanmar memperkosanya.

Shamila adalah salah satu warga Rohingya yang kini berada di kamp penampungan Reda, di Banglades

Dia bercerita tentang kejadian memilukan saat tentara Myanmar memperkosanya di depan anak-anaknya. 

Kisah semacam ini berulang kali terdengar dari mulut para pengungsi Rohingya, yang ada di kamp-kamp penampungan.

Baca: Tengoklah Derita Warga Rohingya di Pengungsian...

Pengamat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pun mengaku telah mendapati sejumlah korban perkosaan, pada mereka yang kabur dari kekerasan di Myanmar dalam beberapa pekan terakhir.

Hampir semuanya mengatakan, pelaku adalah orang-orang berseragam yang mereka yakini sebagai anggota militer Myanmar.

Kasus tersebut, menurut para ahli, hampir pasti merupakan "puncak gunung es", dari perkara serupa yang jumlahnya lebih banyak lagi.

Stigma sosial seputar korban pemerkosaan dan tantangan untuk menemukan tempat berteduh dan makanan, semakin menambah beban kaum perempuan yang menjadi korban.  

Shamila, bukan nama sebenarnya. Dia mengaku masih berdarah, bahkan hingga dia tiba di pengungsian di Banglades, meski telah berjalan kaki tiga hari.

"Semua tiga tentara memperkosa saya," katanya sambil menangis.

Baca: Myanmar Bunuh Tiga Terduga Militan Rohingya di Rakhine

Dia terus mencengkeram tangan anaknya yang berusia enam tahun yang duduk di sampingnya.

"Ketika mereka pergi, saya berlari keluar rumah dengan dua anak saya. Saya mengikuti kerumunan orang yang berlari untuk menyelamatkan hidup mereka."

Suami Shamila keluar saat serangan terjadi, namun dia belum pernah terlihat kembali sejak serangan itu terjadi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com