Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Algooth Putranto

Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).

Krisis Qatar, Sekadar Perang Opini dan Persepsi?

Kompas.com - 16/06/2017, 17:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Namun pola perang opini tersebut cenderung turun naik, bahkan sering kali tenggelam pasca revolusi Suriah pecah pada 2011 dengan intensitas tertinggi pada 2014 setelah negara-negara yang kini terlibat dalam krisis Qatar mengontrak sejumlah firma pemoles citra dan lobi skala internasional berbasis di Amerika Serikat.

Apalagi jika melihat isu yang terjadi dalam krisis Qatar boleh dibilang jauh dari kata genting, maka saya cenderung melihat krisis Qatar sebagai perang para pembuat persepsi mengingat keakraban negara-negara yang terlibat krisis dengan firma pemoles citra dan lobi skala internasional.

Saya mulai dari Pemerintah Qatar. Untuk memoles citranya, Qatar dikenal menjadi klien setia bagi Squire Patton Boggs, BGR Group, Mercury dan LEVICK. Dari keempatnya sejauh ini hanya firma hukum Squire Patton Boggs yang berbasis di Cleveland, Ohio yang masih aktif dikontrak pemerintah Qatar.

Squire Patton Boggs diketahui sudah bekejasama sejak 1994 dan saat ini disebutkan memberikan nasihat dalam hal isu keamanan dan bisnis terkait hubungan dengan Amerika Serikat. Selain menangani Qatar, sejak 2015 mereka menangani otoritas Palestina.

Sosok penting firma Squire Patton Boggs untuk Qatar adalah pengacara sekaligus dosen Universitas Qatar, Salman A Al-Ansari. Mantan pesepakbola timnas Qatar ini adalah alumnus Universitas Pennsylvania. Saat ini Al-Ansari mendirikan Al-Ansari & Associates.

Sementara firma lobi BGR Group yang berbasis di Washington sudah selesai dikontrak Qatar dan fokus menggarap sejumlah negara yang mengontrak jasa memoles citra yaitu India, Kazakhstan, dan Korea Selatan.

Sedangkan krisis Qatar dapat saja diarahkan pada kinerja firma lobi Mercury dan firma humas LEVICK. Keduanya dibayar mahal Qatar untuk melobi senat dan kongres Washington demi citra baik Qatar yang sejak lama dituduhkan sebagai pendukung ekstrimis oleh tetangga mereka.

Sejauh ini kelanjutan kontrak Mercury tidak jelas, namun kontrak LEVICK telah berakhir pada April 2017. Meski demikian tidak menutup kemungkinan dengan krisis yang terjadi para kontraktor komunikasi Qatar kembali dikontrak.

Bagaimana dengan seteru Qatar? Apakah mereka akrab dengan jasa pelobi dan jasa pemoles citra? Pastinya. Libya diketahui mengontrak Washington African Consulting Group dan Ben Barnes Group. Sementara Bahrain merangkul Qorvis dan Sorini. Sedangkan Uni Emirat Arab dengan Harbour Group.

Bagaimana dengan Arab Saudi? Jangan ditanya lagi. Negara yang sangat dekat dengan Amerika Serikat ini selama tiga dekade akrab dengan nama-nama besar seperti Podesta Group, BGR Government Affairs, DLA Piper dan Pillsbury Winthrop yang khusus membina jaringan di tingkat elite Washington.

Firma PR tenar Edelman menangani kunjungan pejabat Arab Saudi, sementara firma seperti Qorvis spesialis menangani konten media sosial milik kedutaan besar Arab Saudi khususnya Twitter dan YouTube. Tahun 2014, Qorvis bahkan menangani Twitter milik Koalisi Oposisi Suriah.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa intensitas lobi dan poles citra Arab Saudi semakin meningkat pasca Amerika Serikat di bawah Presiden Barack Obama sejak 2014 mulai memikirkan untuk berjabat tangan dengan Iran dalam urusan nuklir.

Jadi jika melihat kondisi saat ini, ketika tidak ada cukup alasan untuk memicu perang wilayah tersebut. Saya cenderung melihat krisis Qatar tidak akan berlangsung lama. Toh, kabarnya, para pebisnis migas lebih melihat krisis saat ini tak lebih urusan persaingan bisnis gas alam yang jadi senjata ekonomi Qatar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com