Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diawali Pertengkaran dengan Istri, Pria Ini Mengamuk dan Bunuh 8 Orang

Kompas.com - 29/05/2017, 07:00 WIB

JACKSON, KOMPAS.com - Seorang pria mengamuk dan menembaki orang dari rumah ke rumah di wilayah pedesaaan di negara bagian Mississippi, Amerika Serikat.

Willie Corey Godbolt (35) melakukan perbuatannya setelah bersitegang dengan istri dan keluarga mertuanya terkait masalah anak-anak.

"Saya tak pantas hidup  setelah semua yang saya lakukan," ujar Willie dalam kondisi terborgol kepada harian The Clarion-Ledger, Minggu (28/5/2017).

Baca: Korban Jatuh Lagi, Banyak yang Tewas akibat Penembakan di AS

Penembakan itu berawal pada Sabtu (27/5/2017) malam di kediaman keluarga mantan istri Willie di kota Bogue Chitto, Mississippi.

Penembakan terjadi tak lama setelah polisi datang ke tempat itu untuk merespon panggilan soal adanya pertengkaran rumah tangga.

Penembakan itu kemudian meluas hingga ke dua rumah lainnya di kota tetangga, Brookhaven yang berjarak sekitar 112 kilometer sebelah selatan Jackson, ibu kota negara bagian Mississippi.

Akibat penembakan itu korban tewas berjatuhan termasuk dua anak laki-laki. Demikian penjelasan kepolisian.

Willie sendiri setelah ditangkap langsung dibawa ke sebuah rumah sakit akibat luka tembak yang dialaminya, meski tak jelas siapa yang menembak pria itu.

Juru bicara biro penyelidik Mississippi Warren Strain mengatakan, penuntut umum berencana menjerat Willie dengan dakwaan pembunuhan.

Meski demikian, lanjut Strain, masih terlalu dini untuk memastikan motif di belakang perbuatan brutal Willie itu.

Sejauh ini, aparat penegak hukum belum menjelaskan hubungan antara Willie dan para korbannya.

Namun, sejumlah saksi mata dan pernyataan Willie sendiri, memberi sedikit gambaran tentang apa yang terjadi.

Kisah peristiwa ini sedikit terkuak saat Willie diwawancarai sebuah harian lokal saat terduduk sambil diborgol di tepian jalan.

Baca: Lagi, Penembakan di Amerika Tewaskan 4 Orang

Willie mengatakan, dia sedang berbicara dengan istri dan keluarganya saat seseorang menelepon polisi.

"Saya sedang berbicara dengan ayah tiri dan ibunya serta istri saya tentang kemungkinan  membawa anak-anak saya pulang," ujar Willie.

"Seseorang lalu memanggil polisi, orang-orang yang justru tak tinggal di rumah itu. Itulah yang mereka lakukan, mereka ikut campur," tambah Willie.

"Mereka yang membuatnya tewas. Saya minta maaf," lanjut Willie merujuk pada wakil sheriff yang tewas dalam peristiwa itu.

Ayah mertua Willie, Vincent Mitchell mengatakan, istri pria itu dan dua anaknya sudah tinggal di kediamannya selama tiga pekan.

Mereka tinggal di rumah itu sejak, sang istri meninggalkan Willie karena kekerasan rumah tangga.

Saat wakil sheriff tiba di rumah itu, Willie terlihat akan meninggalkan tempat tersebut.
Namun, lanjut Mitchell, dia malah mengambil pistol dari kantung belakang celananya dan mulai menembak.

Mitchell mengatakan, Willie kemudian kabur bersama istrinya sambil melepaskan tembakan.

Akibatnya, tiga anggota keluarga Mitchell yaitu istri, saudarinya, dan salah satu putri mereka tewas di rumah itu.

"Saya merasa sangat hancur. Semua terasa seperti mimpi," ujar Mitchell di luar kediamannya yang sederhana itu.

Setelah kabur, Willie masih menembak mati empat orang lagi di dua rumah lainnya, demikian pernyataan kepolisian.

Akhirnya Willie bisa ditangkap tujuh jam setelah dia melepaskan tembakan pertamanya. Dia ditangkap di  sebuah rumah pertanian di Brookhaven, beberapa kilometer dari Bogue Chitto.

"Peristiwa ini menghancurkan hati setiap orang. Sebab di tempat ini semua orang saling mengenal," kata Garrett Smith (19), teman SMA salah seorang korban.

Wakil sheriff yang tewas, William Durr (36), sudah dua tahun bekerja di kantor sheriff setelah sebelum bekerja di kepolisian Brookhaven.

Sheriff Lincoln County Steve Rushing mengatakan, Durr telah menikah dan memiliki seorang putra berusia 11 tahun.

Baca: 4 Orang Tewas dalam Penembakan di Sekolah di Kanada

Di luar jam tugasnya, Durr adalah seorang ventriloquist yang biasa membawa bonekanya ke sekolah-sekolah dan gereja untuk menghibur anak-anak.

"Dia orang yang sangat baik. Dia mencintai pekerjaannya dengan anak-anak. Dia selalu membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan," kata Steve Rushing kepada harian The Daily Leader.

Willie sendiri mengatakan, dia tak ingin polisi menangkapnya hidup-hidup.

"Saya ingin Tuhan membunuh saya. Saya akhirnya kehabisan peluru. Sebenarnya saya ingin mati di tangan polisi," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com