Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Pangkas Bantuan untuk Warga Miskin demi Bangun Tembok Pembatas

Kompas.com - 24/05/2017, 13:05 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih mengumumkan usulan anggaran belanja negara Amerika Serikat tahun fiskal 2017, dengan total 4,1 triliun dolar atau sekitar Rp 55.000 triliun.

Dalam rencana anggaran tersebut, pengeluaran untuk layanan sosial bagi orang miskin yang justru akan dipangkas.

Usulan anggaran itu mencakup budget bagi Ivanka Trump yang akan digunakan untuk menggaji para orang tua yang mengambil cuti kerja.

Baca: Di Israel dan Italia, Melania Trump Terekam Tolak Digandeng Suaminya

Militer juga akan mendapat tambahan anggaran sebanyak 10 persen, sementara dana 1,6 miliar dolar AS akan dialokasikan untuk membangun tembok pembatas dengan Meksiko.

Presiden Donald Trump saat sedang berada di luar negeri saat Gedung Putih mengumumkan rancangan anggaran pemerintah yang diberi nama "Fondasi Baru untuk Kejayaan Amerika".

Direktur anggaran Gedung Putih, Mick Mulvaney, Selasa (23/5/2017) menyatakan, usulan anggaran itu 'berdasarkan semua prioritas Presiden.'

Usulan anggaran ini tidak akan langsung diterapkan. Sebab ini pada dasarnya adalah postur anggaran belanja yang diinginkan pemerintah dan biasanya kecil kemungkinannya untuk diterapkan.

Senat dan DPR Amerika memiliki rancangan anggaran sendiri, yang akan mereka sahkan untuk kemudian digunakan pemerintah.

Usulan dari pemerintah ini diharapkan menjadi acuan bagi Kongres Amerika yang didominasi orang-orang Partai Republik.

Sejumlah kritik menyebutkan rancangan anggaran Trump akan memukul pendukung sang presiden sendiri.

Di dalam rencana itu, layanan bantuan makanan bagi warga berpendapatan rendah dan miskin, akan dibabat sebesar 190 miliar dolar AS atau Rp 2.500 triliun.

Angka ini melebihi rencana awal yang diajukan Partai Republik. Program layanan bantuan makanan ini dinikmati 42 juta warga Amerika.

Tidak hanya itu, dana layanan kesehatan untuk orang miskin, Medicaid, juga akan dipangkas Trump sebesar 800 miliar dolar AS atau sekitar Rp11.000 triliun.

Baca: Popularitas Trump Turun ke Tingkat Terendah

Partai Republik bahkan mengajukan usul untuk memangkas Meals on Wheels, layanan bantuan makanan kepada manula, orang dengan disabilitas, dan veteran perang.

"Ya, kita tetap harus perhatian kepada mereka yang kebagian dana dari pemerintah, tapi kita harus lebih memberikan perhatian kepada orang-orang yang mengucurkan dana itu," ujar Mulvaney.

Rancangan anggaran yang diajukan pemerintah ini diproyeksikan bisa mengurangi defisit dan berujung pada surplus anggaran pada 2027 mendatang yang diharapkan menjadi surplus pertama sejak tahun 1990-an.

Rencana anggaran ini menjanjikan pemotongan besaran pajak, dan bergantung pada harapan pertumbuhan ekonomi Amerika sebesar 3 persen.

Namun, harapan pertumbuhan ekonomi itu dinilai terlalu mengada-ngada, karena badan independen Pusat Budget Kongres memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 1,9 persen.

Badan itu menyebut usulan anggaran pengeluaran negara yang dibuat pemerintah Trump, hanya berdasarkan asumsi yang berlebihan.

Meskipun begitu direktur anggaran Gedung Putih menyebut pertumbuhan 3 persen akan menjadi standar normal baru bagi Amerika karena tanpa itu, anggaran tidak akan seimbang.

Anggota Partai Demokrat tentu saja berang dengan usulan anggaran pemerintah semacam ini.

"Saat kampanye, Trump terkesan sangat populis," kata ketua senat Partai Demokrat, Chuck Schumer.

"Namun, ketika dia memerintah, dia sudah seperti konservatif garis keras saja," lanjut Schumer.

Baca: Trump ke Saudi untuk Rajut Lagi Hubungan dengan Dunia Islam

Bahkan, kubu konservatif pun kelimpungan mendengar rencana Trump memotong anggaran itu.

Ketua Komite Studi Partai Republik, Mark Walker, kepada Washington Post menyebut: "Akan ada masalah yang muncul jika kita memotong anggaran terlalu besar."

Sementara, John Cornyn, orang nomor dua di senat Partai Republik menyebut rencana Trump itu "akan sudah mati saat baru datang."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com