LONDON, KOMPAS.com - Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengatakan, rangkaian pembunuhan berupa "serangan dengan kendaraan di jalanan kalian” akan terjadi setelah serangan bom di Manchester Arena.
Serangan bom di Manchester Arena, Senin (22/5/2017) malam atau Selasa (23/5/2017) pagi WIB, menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak, dan 59 orang lagi dirawat karena terluka.
Konser musik penyanyi Amerika Serikat (AS), Ariana Grande, telah menyedot 21.000 anak remaja dan pemuda penggemarnya dan berikut juga orangtua mereka.
Namun, serangan bom yang diklaim oleh kelompok ISIS telah membuat konser musik itu berakhir tragis, membuat suasana ceria menjadi duka nestapa.
Baca: Jumlah Korban Ledakan di Manchester Kian Bertambah, 22 Tewas
Tak lama setelah kejadian, tidak ada satu kelompok pun yang mengklaim bertanggung jawab. Hanya para simpatisan ISIS di Raqqa, Suriah, “merayakan” serangan itu secara daring.
Polisi, pakar intelijen, dan para analis teror, berusaha untuk mengaitkan dengan serangkaian serangan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir yang diklaim ISIS.
Namun, belakangan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di Manchester Arena, meski Washington mengatakan “belum memverifikasi” klaim tersebut.
Baca: Si "Gadis Kecil yang Cantik", Salah Satu Korban Bom Manchester
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.