ZURICH, KOMPAS.com - Jembatan Gedung Perlemen. Sesuai namanya, jembatan yang membelah Sungai Limmat ini, berjarak hanya selemparan batu dari Rathhaus, gedung parlemen kota Zurich.
Sisi selatan jembatan menghubungkan kota baru, sedangkan bagian utara menyambung ke Kota Tua dan juga Bahnhofstrasse, ruas jalan tempat pusat perbelajaan mewah berlokasi.
Dari jembatan ini, hanya butuh dua menit jalan kaki, terdapat pelataran Gereja Grossmuenster, landmark kota Zurich, yang berdampingan dengan gereja terkenal lainnya, Fraumuenster.
Tidak mengherankan, jika Rathausbruecke, cukup ramai dengan lalu lalang manusia. Baik itu warga Zurich atau para turis yang ingin menikmati keindahan kota terbesar dan termahal di Swiss ini.
Baca: WNI di Swiss Gelar Aksi Lilin dan Doa untuk Keutuhan NKRI
Pada Sabtu (20/5/2017) petang, jembatan beton ini menjadi lebih ramai dari pada hari biasa. Sekitar 300-an pendukung Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, yang sebagian besar berpakaian merah putih, menggelar demonstrasi damai memrotes pemenjaraan Gubernur DKI Jakarta non-aktif itu.
"Ini memang tak lepas dari apa yang terjadi di Jakarta," kata kordinator demonstrasi, Denny Ramsy.
Selain solidaritas terhadap pemenjaraan Ahok, imbuh Denny, pengumpulan 300-an warga Indonesia di Zurich ini sebagai wujud keprihatinan terhadap semakin maraknya intoleransi terhadap nilai-nilai pancasila.
Aksi damai di Zurich ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi di Swiss, setelah aksi serupa di Jenewa dan Bern di pekan sebelumnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, inilah demonstrasi terbesar di Swiss. Sebab, bukan hal mudah mengumpulkan 300-an warga Indonesia di negeri ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.