Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI di Swiss Rela Bayar Rp 2,1 Juta demi Izin Unjuk Rasa Pro-Ahok

Kompas.com - 21/05/2017, 20:25 WIB

Ratusan warga Indonesia yang ikut aksi ini datang dari berbagai kota misalnya Thurgau, Saint Gallen, Lucerne, Basel, Bern, hingga Jenewa dan Tessin.

Kota-kota ini termasuk kota yang letaknya agak jauh dari Zurich. Warga Indonesia di Jenewa, misalnya, memerlukan waktu tiga jam naik kereta api menuju Zurich.

Seperti di Jenewa dan Bern, aksi di Zurich ini juga diisi dengan menyanyikan lagu-lagu nasional, membaca doa lintas agama, dan penyulutan lilin.

Ni Nyoman Hartini, warga Indonesia yang menetap di Kloten, pinggiran Zurich, terlihat terisak-isak ketika menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya.

Terharu, sedih, campur aduk,“ kata Hartini.

Demonstrasi yang berlangsung satu jam itu berakhir pukul 22.30 waktu setempat, ketika Zurich  mulai menjadi gelap.

Usai berunjuk rasa, beberapa peserta menggosok bekas lilin yang menempel di lantai jembatan.

"Syaratnya memang begitu, harus dibersihkan seperti sedia kala. Kalau tidak (dibersihkan), Pemkot Zurich akan membersihkannya," ujar Denny.

Namun biaya pembersihan akan ditagihkan ke panitia aksi. Sementara, biaya pembersihan cukup mahal yaitu 200-400 franc Swiss (CHF) atau setara Rp 2,3 juta hingga Rp 4,4 juta.

Baca: Ribuan Warga Indonesia di Australia Gelar Aksi Mendukung Ahok

Selain harus membersihkan lokasi, kata Denny, mereka juga harus membayar biaya unjuk rasa yang berlangsung satu jam itu sebesar 190 CHF atau sekitar Rp 2,1 juta.

"Kami juga dilarang minta sumbangan di jalanan, dan mengucapkan hate speech," katanya.

Biaya sejumlah itu, kata Denny, dikumpulkan dari patungan dengan teman-temannya.

Sementara hate speech yang umum terjadi dalam demonstrasi di Indonesia, tidak terlihat di demonstrasi ini.

Berbagai poster yang dibawa juga lebih menyuarakan dukungan terhadap utuhnya NKRI, toleransi antar-manusia, dan keprihatinan terhadap nasib Ahok. Cacian ke kelompok lain, sama sekali tak ada.

"Kita ini demonstrasi damai, juga menyuarakan toleransi kehidupan bersama. Tentunya ya tidak menggunakan hate speech,“ katanya.

"Jika ada pelanggaran sesuai perjanjian dengan kepolisian Zurich, maka Denny Ramsy, kordinator acara ini, harus bertanggung jawab," sambung Denny. (Krisna Diantha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com