Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Christoforus Columbus Wafat

Kompas.com - 20/05/2017, 11:56 WIB

KOMPAS.com - Salah satu nama paling dikenal dalam sejarah dunia adalah Christoforus Columbus, seorang penjelajah asal Italia.

Columbus yang disponsori Ratu Isabella dari Spanyol berniat pergi berlayar untuk menemukan jalan baru menuju India.

Namun, dalam perjalanannya, Columbus salah mendarat bukan di India tetapi di sebuah daerah baru yang membuat namanya mengisi lembar sejarah.

Columbus lahir di Genoa, Italia pada 1451 dan tak banyak diketahui soal masa-masa awal kehidupan sang penjelajah ini.

Namun, diyakini di masa mudanya Columbus bekerja sebagai pelaut sebelum kemudian menjadi pengusaha pelayaran.

Dia lalu terobsesi dengan kemungkinan menjadi pionir pembuka jalan laut dari dunia Barat menuju China, India, dan negeri dongeng penuh rempah serta emas di Asia.

Saat itu bangsa Eropa belum mengenal jalur laut yang langsung menuju ke Asia. Sementara jalur laut lewat Mesir dan Laut Merah ditutup Kekhalifahan Ottoman, demikian juga jalan darat.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Lawrence of Arabia Meninggal Dunia

Satu hal yang mungkin bertentangan dengan legenda populer bahwa kelompok-kelompok terpelajar Eropa saat itu sudah yakin bahwa Bumi itu berbentuk bulat.

Sementara itu, Columbus dan banyak orang lainnya, menyepelekan ukuran Bumi. Dalam perhitungan mereka, Asia Timur terletak di lokasi Amerika Utara berada.

Saat itu, banyak bangsa Eropa yang belum mengetahui keberadaan Samudera Pasifik dan benua Amerika.

Dalam benak Columbus, hanya Samudera Atlantik adalah satu-satunya penghalang antara Eropa dan Asia yang kaya.

Itulah sebabnya Columbus kemudian menghadap Raja John II dari Portugal untuk membujuknya agar bersedia membiayai perjalannya ke Asia.

Raja Portugal itu menolak dan Columbus berpaling ke Spanyol dengan tujuan yang sama. Namun, dia dua kali ditolak Raja Ferdinand dan Ratu Isabella yang saat itu sedang sibuk berperang melawan bangsa Moor yang menduduki Granada.

Namun, ketika Spanyol sukses mengusir bangsa Moor dari Granada pada Januari 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella bersedia membiayai perjalanan Columbus.

Begitulah, pada 3 Agustus 1492, Columbus bertolak dari kota Palos dengan bermodalkan tiga kapal kecil yaitu Santa Maria, Pinta, dan Nina.

Pada 12 Oktober 1492, armada Columbus melihat daratan, kemungkinan adalah Pulau Watling di Bahama.

Columbus dan rombongannya mendarat di pulau itu pada hari yang sama dan mengklaim daratan tersebut menjadi milik Spanyol.

Masih di bulan yang sama, Columbus melihat Kuba yang disangkanya adalah daratan China.

Pada Desember, ekspedisi Columbus mendarat di Pulau Hispaniola, yang kini menjadi Haiti dan Republik Dominika.

Saat itu, Columbus menduga dia sudah tiba di kepulauan Jepang. Di "Jepang" ini Columbus mendirikan permukiman dengan 39 anak buahnya sebagai penduduk pertama.

Columbus kemudian kembali ke Spanyol membawa emas, rempah, dan orang-orang "Indian" yang ditangkapnya sepanjang perjalanan.

Kepulangannya dengan membawa banyak bukti itu membuat Columbus diganjar penghargaan tertinggi dari Kerajaan Spanyol.

Dia bahkan diberi pangkat "Laksamana Samudera" dan mendapatkan kesempatan ekspedisi keduanya.

Kali ini dengan 17 kapal yang lebih besar dan mengangkut 1.500 orang, Columbus bertolak dari pelabuhan Cadiz pada September 1493 untuk memulai ekspedisi Dunia Baru-nya yang kedua.

Saat kembali ke Hispaniola, Columbus menemukan permukiman yang didirikannya hancur dan seluruh penduduknya tewas dibunuh warga asli pulau itu.  Meski demikian Columbus mendirikan permukiman kedua di Hispaniola.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Bapak Sosialisme Karl Marx Lahir

Dia kemudian melanjutkan perjalanannya dan tiba di daratan yg kini dikenal sebagai Puerto Riko, Jamaika, dan beberapa pulau kecil di Karibia.

Pada Juni 1496, Columbus kembali ke Spanyol tetapi disambut kurang hangat karena keuntungan yang dibawanya lebih kecil ketimbang biaya yang dikeluarkan.

Meski demikian, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella yang masih ingin meraup kekayaan Asia kembali setuju membiayai ekspedisi ketiga Columbus meski jumlahnya lebih kecil.

Dengan perintah harus menemukan jalan ke India, pada Mei 1498 Columbus kembali meninggalkan Spanyol kali ini membawa enam kapal.

Tiga kapal berisi calon penghuni tanah baru dan tiga kapal lainnya berisi perbekalan untuk penduduk koloni Hispaniola.

Kali ini Columbus mendarat di Trinidad, lalu masuk ke Teluk Paria di Venezuela, dan mengibarkan bendera Spanyol di Amerika Selatan.

Saat mengamati Sungai Orinoco, saat ini berada di Venezuela, Columbus mulai berpikir bahwa dia sebenarnya telah menemukan benua baru.

Columbus, yang sangat religius itu, setelah berpikir keras dia meyakini tanah yang dipijaknya saat itu adalah wilayah terluar Taman Firdaus.

Saat kembali ke Hispaniola, Columbus menemukan bahwa kondisi koloni itu sangat buruk di bawah pengelolaan dua saudaranya Diego dan Bartolomeus.

Upayanya memulihkan ketertiban diwarnai kekerasan yang ditentang baik para penduduk koloni maupun ketua suku Taino.

Pada 1500, kabar itu sampai di telinga Raja dan Ratu Spanyol yang kemudian mengirim hakim agung Francisco de Bobadilla untuk menyelediki masalah tersebut.

Setelah melakukan investigasi, hakim Bobadilla mengirim pulang Columbus dan saudaranya dalam kondisi dirantai.

Namun, tak lama setibanya di Spanyol, Columbus dibebaskan dan bahkan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella bersedia membiayai ekspedisi keempat Columbus.

Kali ini Columbus menjanjikan surga dunia dan dunia emas yang pernah ditemukannya. Columbus juga berjanji tetap mencari jalan menuju India.

Pada Mei 1502, Columbus berangkat dari Cadiz untuk menjalani ekspedisi terakhirnya mencari "Dunia Baru". Columbus kembali mampir di Hispaniola meski hal itu tak disetujui Kerajaan Spanyol.

Dia kemudian menyusuri pesisir Amerika Tengah mencari jalan menuju India sekaligus mencari emas.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Titanic Tenggelam dalam Pelayaran Perdana

Upaya itu berakhir dengan kegagalan dan saat hendak kembali ke Hispaniola kapal-kapal Columbus dalam kondisi yang sangat buruk sehingga terpaksa mendarat di Jamaika.

Columbus dan anak buahnya terdampar di Jamaika tetapi dua kaptennya berhasil mengayuh perahu sejauh 720 kilometer menuju ke Hispaniola.

Meski demikian, Columbus harus menunggu hingga satu tahun lamanya sebelum kapal penjemput tiba.

Pada November 1504, Columbus kembali ke Spanyol. Tiga pekan kemudian salah seorang sponsor utamanya Ratu Isabella meninggal dunia.

Meski mendapatkan cukup kekayaan dari hasil emas Hispaniola selama beberapa tahun terakhir hidupnya, Columbus terus menerus gagal menghadap Raja Ferdinand.

Pada 20 Mei 1506, Columbus wafat di Valladolid, Spanyol. Awalnya, jenazah Columbus dimakamkan di kota itu.

Namun, atas permintaan putranya Diego Colon yang juga adalah gubernur Hispaniola, jenazah Columbus dipindhkan ke biara La Cartuja, Sevilla.

Pada 1542, jasad Columbus kemudian dipindahkan ke koloni Santo Domingo, kini Republik Dominika.

Saat Perancis merebut Hispaniola pada 1795, sisa-sisa kerangka Columbus dipindahkan ke Havana, Kuba.

Setelah Kuba menjadi negara merdeka pada 1989, kerangka Colombus dipindahkan lagi ke Spanyol dan disemayamkan di Katedral Sevilla.

Begitulah, Columbus sang penjelajah, terus bertualang hingga jenazah dan tulang belulangnya pun tak berenti bertualang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com