Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2017, 12:12 WIB
EditorErvan Hardoko

KOMPAS.com - Salah satu kisah masa lalu yang paling dikenang warga dunia adalah tragedi tenggelamnya Titanic dalam pelayaran perdananya.

Pada 15 April 1912, Titanic yang sebelumnya diklaim sebagai kapal yang tak bisa tenggelam, karam setelah menabrak sebuah gunung es di Samudra Antlantik Utara.

Kapal yang menjalani pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris. menuju New York itu akhirnya karam membawa 1.517 orang penumpang dan awaknya.

Kapal yang dibangun perusahaan pelayaran White Star, Inggris, itu di masanya merupakan kapal pesiar paling mewah di dunia.

Dengan panjang 274 meter dan tinggi sekitar 30 meter, Titanic adalah kapal yang bisa melaju dengan kecepatan maksimal 30 knot.

Sehingga, selain menjadi yang termewah dan terbesar, Titanic juga menjadi kapal pesiar tercepat di dunia.

Dengan kompartemen yang dibangun sangat rapat sehingga mampu mencegah rembesan air laut, maka kapal ini secara teori memang tak bisa tenggelam.

Dalam pelayaran perdananya dari Southampton menuju New York, Titanic sempat singgah di Cherbourg, Perancis dan Queenstown, Irlandia.

Saat itu, Titanic membawa 2.206 penumpang dan 898 orang awak.

Sebenarnya kru Titanic sudah mendapat kabar kondisi di laut Atlantik Utara. Cuaca yang cukup hangat membuat banyak gunung es pecah dan hanyut ke lautan termasuk ke alur pelayaran kapal.

Sayangnya, kru Titanic yang yakin kapal itu tak bisa tenggelam mengabaikan potensi bahaya tersebut.

Pada Minggu 14 April 1912 malam, sebuah kapal yang berlayar di alur yang sama dengan Titanic, melaporkan lewat radio tentang adanya gunung es menghadang alur pelayaran Titanic.

Namun, kabar itu tak disampaikan kepada kapten kapal Titanic di anjungan. Akhirnya pada pukul 23.40, tabrakan tak bisa dihindari, sisi kanan Titanik robek akibat tajamnya gunung es itu dan menghancurkan enam kompartemen.

Celakanya, kapal itu dirancang hanya bisa mengapung jika paling banyak empat kompartemen yang bocor dan kemasukan air.

Beberapa menit kemudian, kru kapal mengirim permintaan tolong radio dan mengirim tanda SOS. Itulah kali pertama sinyal SOS digunakan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com