Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan di Pilpres Iran, Penting tapi Tak Bisa Calonkan Diri

Kompas.com - 16/05/2017, 11:49 WIB

Upaya dekati perempuan

Banyak yang berpendapat bahwa pandangan Raisi yang sebenarnya adalah dekat dengan pemimpin, yang menurut banyak orang kelak akan digantikannya, Pemimpin Agung, Ali Khamenei.

Khamenei terkenal dengan pandangan bahwa kesetaraan gender adalah 'gagasan Barat yang gagal' dengan menekankan pentingnya peran perempuan dalam rumah dan keluarga.

Calon lain dalam pemilihan presiden kali ini adalah Wali Kota Teheran, Mohammad Bahger, yang juga menggunakan media sosial untuk mendekat pemilih perempuan.

Belum lama ini dia menerbitkan fotonya yang dikelilingi kaum muda dari etnis Kurdi, termasuk perempuan yang menggunakan jilbab berwarna cerah dengan sebagian rambut mereka yang terlihat jelas.

Namun di media sosial pula dia sering diingatkan tentang usulannya di masa lalu untuk memisahkan pria dan perempuan di tempat kerja di Teheran.

Dan Presiden Rouhani menyindirnya beberapa kali dalam urusan tersebut.

Retorika dan kenyataan

Bersamaan dengan pemilihan presiden, berlangsung juga pemilihan dewan kota, yang terbuka untuk calon perempuan, yang pada saat bersamaan memiliki pengaruh lebih besar pula di tingkat lokal.

Baca: Presiden Iran Tunjuk Seorang Perempuan sebagai Wakilnya

Dalam pemilihan lokal empat tahun lalu, jumlah perempuan yang mendapat kursi di dewan kota mencapai rekor terbanyak dan banyak yang berharap kali ini mereka bisa mengulangi pencapaian yang sama.

Berdasarkan keterwakilan perempuan di dewan kota dan parlemen, peringkat Iran relatif rendah, yaitu 177 dari 193 berdasarkan laporan PBB tahun 2017 tentang Perempuan Dalam Politik.

Namun keterlibatan perempuan dalam dewan kota sudah berdampak dan di tingkat inilah mereka bisa membuat perubahan.

Pada rangkaian kampanye di Teheran, para pemilih perempuan mendengarkan serius janji-janji yang disampaikan untuk mereka oleh para calon presiden,

Banyak yang mempertanyakan apakah retorika politik memang kelak bakal diwujudkan menjadi kebijakan yang akan mengatasi tekanan-tekanan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com