Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan di Pilpres Iran, Penting tapi Tak Bisa Calonkan Diri

Kompas.com - 16/05/2017, 11:49 WIB

Foto itu jelas sebagai pesan kepada para pemilih perempuan muda yang modern, bahwa Rouhani adalah calon yang tidak terlalu perduli dengan pembatasan ketat pakaian perempuan di negara itu dan batasan-batasan sosial lainnya.

Video kampanye Rouhani juga mengangkat pujian atas pencapaian perempuan Iran di dunia kerja dan olahraga sambil memberi dukungannya.

Dia merupakan satu-satunya calon yang sejauh ini menggelar acara kampanye khusus untuk kaum perempuan.

Ribuan perempuan muda menyambutnya dengan gemuruh ketika dia datang ke Stadion Shiroudi di Teheran, ibu kota Iran, pekan lalu.

Banyak yang mengenakan jilbab ungu – yang merupakan warna kampanye Rouhani – dan banyak pula yang membawa spanduk menuntut hak dan kebebasan yang lebih besar.

Sindiran Rouhani

Dalam kampanye di Stadion Shiroudi itu, seorang anggota parlemen perempuan yang terkenal, Parvaneh Salahshouri, mendapat sambutan meriah ketika mengatakan polisi syariah sebaiknya tidak mengganggu perempuan dan memusatkan perhatian pada pemberantasan korupsi.

Rouhani kemudian tampil di panggung, diapit oleh para anggota parlemen perempuan dan secara tidak langsung menyindir saingannya dari garis keras, Ebrahim Raisi, yang memiliki padangan konservatif bahwa 'pekerjaan perempuan kurang penting dibanding peran sebagai istri dan ibu'.

"Apakah Anda yang ingin menghentikan perempuan ke luar untuk bekerja?" tanyanya.

Baca: Perempuan Dilarang Mencalonkan Diri

"Jika Anda benar-benar yakin dengan pekerjaan untuk perempuan, kenapa Anda tidak melakukan sesuatu untuk itu?"

Sebagai calon dari kubu konservatif, Raisi tentu memiliki tugas berat untuk menarik para pemilih perempuan muda yang berpikiran modern. Bagaimana pun ia tetap mencoba.

Dalam kegiatan kampanye, Raisi sering merujuk pada istrinya, seorang perempuan bergelar doktor dan guru besar universitas.

"Saya tidak keberatan menyantap makan malam yang dingin ketika istri saya harus bekerja lembur," katanya kepada para wartawan beberapa waktu lalu.

Namun foto dalam sebuah kampanyenya memperlihatkan pemisahan tegas para pemilih perempuan dan pria, sehingga muncul sejumlah komentar dari kaum moderat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com