Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu RI-China Serukan Korut untuk Hormati Resolusi PBB

Kompas.com - 14/05/2017, 07:39 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Mengurangi ketegangan antarnegara harus menjadi prioritas dalam menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan. Hal ini juga berlaku dalam mengatasi krisis yang terjadi di Semenanjung Korea.

Penegasan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat bertemu Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Diayoutai State Guest House, Beijing, Sabtu (13/5/2017).

Pertemuan kedua Menlu dilakukan sebelum pelaksanaan ajang Belt and Road Forum (BRF) 14-15 Mei 2017. 

Seperti yang tertulis dalam siaran pers dari Kementerian Luar Negeri RI, disebutkan, kedua Menlu secara khusus membahas perkembangan situasi kawasan, termasuk di Semenanjug Korea.

Pada bagian ini, Retno menyampaikan pentingnya semua pihak untuk menahan diri dan mengurangi ketegangan.

Kedua Menlu lantas menyuarakan agar Korea Utara menghormati resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Mereka  juga sepakat untuk mendorong semua pihak yang terkait dengan krisis tersebut untuk mengedepankan dialog dan negosiasi dalam menyelesaikan masalah.

“Adanya keinginan dari pimpinan baru Korea Selatan untuk lebih megedepankan dialog merupakan sinyal positif dalam mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea,” tutur Retno.

Baca: Dilantik Jadi Presiden Korsel, Apa yang Diucapkan Moon Jae-in?
 
Laut China Selatan

Selanjutnya, situasi di kawasan Laut China Selatan juga menjadi pembahasan. Kedua Menlu menyambut baik perkembangan perundingan kerangka kerja Code of Conduct (CoC).

Mereka menyakini perundingan framework CoC dapat selesai pada pertengahan tahun 2017, sesuai dengan komitmen China tahun lalu dan mandat dari Pemimpin ASEAN. 

Retno menyampaikan pentingnya China dan ASEAN mulai mengambil langkah demi
mempercepat proses perundingan pasca disepakatinya framework CoC.

“Selesainya framework CoC menunjukan bahwa ASEAN dan Tiongkok memiliki political will untuk menguragi tensi dan ketegangan di Laut China Selatan,” sebut Retno.

Mengenai kerja sama bilateral, kedua Menlu memfinalisasi rencana aksi implementasi kemitraan strategis komprehensif Indonesia-China.

Rencana aksi tersebut memuat berbagai langkah dan program yang akan dilakukan di berbagai bidang kerja sama.

Mulai dari kerja sama di bidang politik, hukum, dan keamanan; kerja sama maritim; kerja sama perdagangan, investasi dan pariwisata, serta kerja sama people-to-people contact.

“Rencana aksi akan semakin meningkatkan kerja sama konkrit antara kedua negara, seperti dalam mengatasi dan memerangi perdagangan obat terlarang, terorisme, perdagangan orang, IUU fishing, dan kerja sama hukum,” tutur Retno.

Dalam pertemuan ini, Wang Yi pun menjelaskan konsep Belt and Road Initiative China.

Dijelaskan, Belt and Road Initiative adalah suatu initiatif China untuk meningkatkan sinergi visi dan program pembangunan antar negara dan antar kawasan.

Selain itu, Belt and Road Initiative juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar negara dan kawasan.

Dalam kaitan ini, Menlu RI menyampaikan pentingnya Belt and Road Initiative dalam mendukung Indonesia untuk mengimplementasi program pembangunan infrastruktur serta konektivitas nasional.

Selain itu, Belt and Road Initiative juga diharapkan dapat mendukung ASEAN Connectivity Masterplan 2025, berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat ASEAN, serta berkontribusi terhadap perdamaian, keamanan, dan stabilitas global.
 
Baca: Di Washington, Menlu Retno-Wapres AS Bahas Kerja Sama Atasi Terorisme
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com