"Orang itu tinggal tidak jauh dari aku, dan aku tahu beberapa orang yang mengenalnya. Mereka mengatakan dia takut sama jarum suntik," kata Weiland sambil tertawa.
Dia menyaksikan Hedrick diikat di kursi dan sipir LP menaruh busa di kepalanya untuk memudahkan aliran listrik menyebar dengan lebih cepat.
"Tahu-tahu, boom!"
"Dia tidak mengejang atau apalah. Kalau saya harus memilih, saya akan memilih kursi (listrik)," tambah Weiland.
"Satu-satunya yang memperlihatkan bahwa dia sedang kena aliran listrik adalah kakinya agak berasap sedikit."
Memutar ulang kenangan
Bagaimana pun menyaksikan seseorang menjalani eksekusi hukuman mati tetap berdampak.
"Saya sering sekali memutar ulang di benak saya. Tidak tahu kenapa tapi saya lakukan," kata Weiland.
Sementara Teresa mengenang malam setelah eksekusi yang dia saksikan.
"Saya duduk di dalam mobil dan saat lampu merah saya melihat jendela belakang mobil dan saya bersumpah saya melihat pria yang baru saya saksikan mati itu."
"Gambarnya seperti melekat denganmu," tambahnya.
Namun hal itu tidak mengurungkan niatnnya, "jika mereka menelepon sekarang dan membutuhan seseorang, saya akan pergi."
"Melintas di benak saya, dan tetap terlintas, bahwa orang-orang itu tahu kapan mereka akan mati sedang orang yang mereka bunuh tidak tahu. Mereka bisa mengatakan selama tinggal, jadi saya tidak bisa mengatakan merasa menyesal untuk mereka."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.