Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pemimpin Korut, Kim Jong Un, Orang yang Rasional?

Kompas.com - 18/03/2017, 17:33 WIB

Pembunuhan terhadap Kim Jong Nam, diduga dilakukan oleh agen intelejen rezim, Prof Lankov mengatakan hal itu mirip dengan Kekaisaran Ottoman, di mana selir sang Sultan memiliki anak yang tidak terhitung jumlahnya, banyak diantara mereka memiliki pertalian darah yang mungkin suatu hari melegitimasi sebuah klaim terhadap tahta.

Prof Lankov berpikir bahwa Kim Jong Nam, merupakan sebuah ancaman, mungkin tidak besar tetapi tetap saja tak dapat dipertahankan.

“Mungkin dia tidak berbahaya tetapi Anda tak pernah tahu. Dia benar-benar berasa dalam kontrol China," katanya.

Prof Delury mengatakan tidak ada yang irasional mengenai Kim Jong-un untuk menghasilkan senjata nuklir yang kredibel.

“Dia tidak memiliki sekutu yang terpercaya untuk menjamin keamanan dirinya, dan dia menghadapi kekuatan yang besar yang telah, dalam ingatan terbarunya, melanggar kedaulatan negara-negara di seluruh dunia dan menggulingkan pemerintahan mereka.”

"Pelajaran yang didapat oleh Korut dari invansi Irakadalah bahwa jika Saddam Hussein benar-benar memiliki senjata pemusnah massal, dia mungkin dapat bertahan."

Ditambah dengan pelajaran dari Libya, menurut Prof Lankov, "Apakah janji AS tentang kemakmuran AS membantu Muammar Khadafy dan keluarganya?”

“Kim Jong Un mengetahui itu dengan baik bahwa apa yang terjadi terhadap orang-orang bodoh yang percaya janji negara Barat dan meninggalkan pengembangan senjata nuklir. Dan dia tidak ingin melakukan kesalahan ini. Sekali Anda tidak memiliki senjata nuklir, Anda benar-benar tidak akan terlindungi,” katanya.

"Apakah janji Rusia atau AS dan Inggris untuk menjamin integritas warga Ukrania membantu Ukraina? Tidak. Mengapa dia harus mengharapkan janji Rusia, AS atau China untuk membantunya tetap hidup? Dia rasional."

Jika dia rasional, apa yang dia inginkan? Untuk hal ini, para ahli berbeda pendapat.

Prof Brian Myers dari Universitas Dongseo di Busan, Korsel, mengatakan, Kim Jong Un menginginkan keamanan tetapi juga sebuah Korea yang bersatu dan rezimnya dapat bertahan untuk jangka panjang.

Persoalan militer

"Setiap orang Korut mengetahui, seluruh persoalan militer – terutama kebijakan merupakan 'kemenangan akhir', atau penyatuan semenanjung dibawah kekuasaan Korut."

Sebuah kekuatan nuklir akan memberinya kemampuan untuk menekan AS untuk memindahkan pasukannya dari semenanjung.

"Korut butuh kemampuan itu untuk menyerang AS dengan senjata nuklir dengan tujuan untuk menekan kedua musuhnya itu untuk menandatangani pakta perdamaian. Ini merupakan satu-satunya tawaran terbesar yang pernah diinginkannya," kata Prof Myers.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com