Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Negara Ini Paling Senang Trump Jadi Presiden AS

Kompas.com - 20/01/2017, 15:56 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Di AS, sejumlah aksi demonstrasi "anti-Trump" siap digelar seusai pelantikan Donald Trump menjadi Presiden ke-45 AS di Washington DC.

Namun, ternyata tidak sedikit negara-negara asing yang justru bersorak dengan kemenangan Trump. Negara mana sajakah itu?

Rusia

Hampir setengah dari peserta survei di Rusia mengatakan, jika bisa memilih presiden AS, mereka akan memilih Donald Trump.

Hanya empat persen yang mendukung Hillary Clinton, kandidat dari Partai Demokrat yang dikalahkan Trump.

Sepertiga warga Rusia bahkan yakin Trump akan menjadi presiden terbaik dalam sejarah AS.

Israel

Trump juga disebut-sebut sebagai "sahabat sejati" Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirimkan pesan video setelah Trump dinyatakan sebagai pemenang pemilu.

"Presiden terpilih Trump adalah sahabat sejati Israel dan saya tidak sabar untuk bekerja sama dengannya dalam meningkatkan keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan kami," ujar Netayahu.

Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang pernah menyebut Barack Obama sebagai "anak pelacur", termasuk salah seorang kepala negara pertama yang memberi selamat kepada Trump seusai terpilih sebagai presiden.

"Kami berdua sering menyumpah. Saya harus berhenti karena sekarang Trump yang berkuasa. Saya tidak mau bertengkar lagi karena Trump telah menang," katanya.

Suriah

Presiden Suriah Bashar al-Assad mengecam cara pemerintahan Obama dan negara-negara Barat lainnya dalam menyikapi perang saudara di negerinya.

Belum lama ini Assad mengatakan, Trump bisa menjadi "sekutu alami" Suriah di dalam perang melawan terorisme.

Yunani

Ini komentar partai ekstrem kanan Golden Dawn (Fajar Emas) setelah Trump menang.

"Ini adalah kemenangan bagi kekuatan yang menentang globalisasi, memerangi migrasi ilegal, mendukung pembersihan etnis, dan memihak pada kebijakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri," kata pemimpin partai tersebut.

Taiwan

Taiwan termasuk salah satu negara yang juga menyambut baik kemenangan Trump dibandingkan dengan pemerintahan Obama.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen merupakan salah satu pemimpin dunia di barisan depan menelepon Trump untuk mengucapkan selamat atas kemenangan Trump menjadi Presiden AS.

Jumat (2/12/2016), Trump berkomunikasi dengan Tsai melalui sambungan telepon, yang memicu kemarahan China.

"Selama diskusi, mereka membahas tentang kerja sama ekonomi, politik, dan keamanan antara Taiwan dan AS," demikian AFP.

"Presiden terpilih Trump juga mengucapkan selamat kepada Presiden Tsai setelah terpilih menjadi Presiden Taiwan awal tahun ini." 

Tsai pun memutuskan untuk mengutus sebuah delegasi besar yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Taiwan, Yu Shyi-kun, untuk menghadiri pelantikan Donald Trump, Jumat (20/1/2017).

Yu akan bergabung dengan anggota parlemen dan pejabat Pemerintah Taiwan mewakili partai yang berkuasa, Partai Demokrat Progresif, dan pihak nasionalis yang beroposisi.

Amerika Serikat (AS) tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan untuk menghormati China, yang mengklaim pulau itu sebagai miliknya atau Taiwan sebagai provinsi pembangkang.

Namun, baik AS maupun Taiwan mempertahankan hubungan informal yang kuat. Washington menjual senjata kepada Taiwan dan terikat secara hukum untuk menganggap setiap ancaman ke pulau itu sebagai keprihatinan serius.

Bulgaria

Presiden terpilih Bulgaria, yang lebih bersimpati ke Moskwa dibandingkan pendahulunya, Kamis (19/1/2017), juga mengatakan, presiden terpilih AS Donald Trump membawa "harapan" bagi peningkatan hubungan antara Rusia dan Barat.

"Krisis antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa di satu sisi serta Rusia (di sisi lain) terang benderang. Konfrontasi takkan membawa perubahan. Perang Dingin adalah pengalaman masa lalu yang menyedihkan" kata Rumen Radev, presiden terpilih Bulgaria.

"Hasil Pilpres AS dan iklim politik baru di dunia memberikan harapan bahwa dialog akan segera dilanjutkan," kata Radev, yang akan dilantik sebagai Presiden Bulgaria pada Minggu (22/1/2017), atau dua hari setelah pelantikan Trump.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com