Rasa hormat
Duterte juga melempar sinyal kepergiannya ke China adalah untuk mendapatkan rasa hormat, setelah Barat mengkritik kebijakannya menerapkan perang melawan narkotika yang sudah menewaskan lebih dari 3.000 orang dalam tiga bulan.
"Mungkin saya akan memutuskan hubungan dengan Amerika. Saya lebih memilih dekat dengan Rusia atau China. Bahkan jika kita tak memiliki ideologi yang sama, mereka masih menghormati orang lain. Rasa hormat sangat penting," ujar Duterte suatu ketika.
Mantan wali kota Davao itu juga mengungkapkan keinginannya berkunjung ke Negeri Beruang Merah.
Sementara itu, pakar kelautan Jay Batongbacal memperingatkan, langkah Duterte ini sama dengan membawa Filipina berjudi dengan China, hanya pemenang dalam perjudian ini sudah dipastikan yaitu China.
"Duterte menciptakan risiko besar, mempertaruhkan segalanya terhadap niat baik dan kebaikan China tanpa jaminan apapun dan tanpa dukungan dari sekutu dan kawan-kawan tradisional Filipina," tambah Batongbacal.
Namun, kata pakar politik regional dari Universitas De La Salle Richard Javad Heydarian, masih terlalu dini bagi China untuk mengklaim kemenangan.
"Saya tak akan terkejut jika dalam beberapa hal Duterte akan membatasi pertaruhannya dan kembali mendekati AS jika dia gagal mendapatkan konsesi yang memuaskan dari China," ujar Heydarian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.