Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Ingin Tinggalkan AS, Lebih Dekati China dan Rusia

Kompas.com - 13/10/2016, 07:04 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Filipina Rodrigo Duterte sudah memerintahkan Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana agar tidak usah mempersiapkan latihan bersama militer dengan AS lagi tahun depan.

Selain itu, seperti dilaporkan Associated Press, Duterte juga mulai mendekati Rusia dan China.

Duterte menegaskan, ia takkan membatalkan Perjanjian Pertahanan Bersama dengan AS tahun 1951 yang merupakan payung keamanan bagi negaranya.

Namun demikian, Durter akan menyusun politik luar negeri yang tidak bergantung pada AS, seperti dilaporkan Voice of America, Kamis (13/10/2016).

Lorenzana mengatakan pekan lalu ia sudah menjelaskan kepada Duterte manfaat dan arti penting dari latihan militer bersama yang bersifat tahunan itu, terutama apabila terjadi bencana alam yang memerlukan operasi pemberian bantuan dan juga jika timbul krisis keamanan.

Ia berharap keputusan mengenai partisipasi negaranya dalam latihan bersama itu dapat diambil sebelum kedua pihak memulai persiapan untuk melakukannya.

Menurut seorang pejabat Kementerian Pertahanan Filipina, beberapa pejabat tinggi dari Komando Pasifik AS di Hawaii dijadwalkan terbang ke Filipina bulan ini nanti untuk membicarakan berbagai soal pertahanan termasuk latihan bersama di masa depan.

Tetapi kemudian Kementerian Pertahanan Filipina meminta rombongan pejabat Komando Pasifik itu menunda kedatangan mereka sampai sesudah pemilihan presiden di AS bulan depan.

Atau juga sesudah Duterte mengubah kerjasama militer Filipina dengan AS – kata pejabat tadi yang tidak mau disebut namanya karena isu ini sangat peka.

Satu latihan tempur antara pasukan AS dan Filipina berakhir hari Selasa (11/10/2016), sehari lebih awal akibat suasana yang tidak punya kepastian sebab Duterte mau mengakhiri latihan seperti itu karena menurutnya hanya bermanfaat bagi militer AS.

Dutabesar AS untuk Filipina yang akan melepas jabatan, Philip Goldberg mengatakan Washington ingin meneruskan aliansi yang kokoh dengan Filipina sebab sama-sama bermanfaat bagi kedua negara.

Menurut Goldberg, AS mempunyai komitmen kepada Filipina, kepada bangsa Filipina dan kesejahteraan ekonomi Filipina.

Duterte memulai jabatan presiden bulan Juni dan menyebut dirinya politisi sayap kiri.

AS mengecam kebijakan berdarah yang ditempuhnya dalam memerangi narkoba dan hal ini membuatnya berang.

Selain itu, Duterte juga mulai mendekati Rusia dan China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com