Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Berpaling ke China, Pertaruhan Terbesar untuk Filipina

Kompas.com - 14/10/2016, 12:08 WIB

Kemarahan China

Hal berbeda terjadi di masa pemerintahan Beningno Aquino yang justru memicu kemarahan China dengan menantang negeri itu di berbagai front.

Pemerintahan Aquino mengizinkan AS menempatkan pasukannya di Filipina, menggelar patroli laut bersama, dan mengajukan gugatan hukum ke mahkamah arbitrase internasional.

Aquino juga berulang kali mengusung isu Laut China Selatan di KTT regional dan menolak melakukan pembicaraan langsung dengan Beijing.

Hanya 12 hari setelah Duterte berkuasa, mahkamah arbitrase memutuskan untuk memenangkan Filipina dalam sengketa Laut China Selatan dengan menyatakan China tak berhak mengklaim seluruh wilayah perairan itu.

Namun, bukannya menggunakan hasil keputusan mahkamah arbitrase untuk menekan China, Duterte malah berusaha berbaikan dengan negeri tersebut.

Bahkan selama masa kampanye, Duterte sudah mengatakan dia akan mengesampingkan sengketa Laut China Selatan dan imbalannya China akan membangun jaringan kereta api di wilayah Mindanao yang miskin.

Duterte juga mengatakan, Filipina tak terlalu berkepentingan untuk terus berusaha mengklaim kepemilikan Scarborough Shoal, kawasan kaya ikan di zona ekonomi eksklusif Filipina yang direbut China pada 2012.

"Sudahlah jangan tinggal di Scarborough, karena kita tak mampu melawan mereka (China)," ujar Duterte pekan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com