Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riangnya Anak SD di Australia Belajar Bahasa Indonesia lewat Congklak

Kompas.com - 30/08/2016, 21:12 WIB
Caroline Damanik

Penulis

Selain itu, kelas dikemas “sangat Indonesia”.

Foto Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terpajang disandarkan di jendela kaca ruangan kelas. Di sampingnya, ada whiteboard yang ditempeli lingkaran warna-warni. Di atasnya ada tulisan “WARNA” dari spidol hitam. Di dalam setiap lingkaran tertulis nama warna sesuai dengan warna masing-masing lingkaran.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Nea, salah satu siswa SD di Turner School. Anak-anak usia sekolah dasar di Turner School mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan tradisional congklak.
Sisi dinding di seberangnya dipenuhi berbagai atribut khas Indonesia, mulai dari seragam batik anak SD di Indonesia selendang, buku hingga patung-patung kecil yang dibawa oleh Dyah dan rekannya. Di sisi lainnya, karya tangan para siswa yang mendeskripsikan warna dalam Bahasa Indonesia dipajang.

"Pelajaran Bahasa Indonesia telah diajarkan di sini selama lebih dari 20 tahun. Kami selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran bahasa dan budaya Indonesia di sekolah ini," tambah Padgham.

Di sekolah yang kini memiliki 573 siswa itu, Padgham mengatakan, pelajaran Bahasa Indonesia menjadi pelajaran pilihan utama di sekolah dan diajarkan sekali seminggu. Sekolah, lanjutnya, memang mendorong para siswa untuk bisa berbicara dalam berbagai bahasa, selain bahasa ibunya.

Melalui cara yang kreatif, seperti permainan congklak yang dibawa oleh Dyah, Jennifer Maitland, salah satu guru Bahasa Indonesia di Turner School, mengatakan, para siswa akan lebih mudah belajar bahasa.

"Mereka sangat menikmatinya. Setiap minggu, kami bisa melihat perkembangan kemampuan Bahasa Indonesia mereka. Mereka tidak hanya memelajari kata-kata baru, setiap minggu mereka juga belajar budaya Indonesia," ujarnya.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia hari itu, sejumlah siswa diketahui sudah mampu bercakap-cakap dalam Bahasa Indonesia, tetapi sebagian lagi masih kesulitan. Namun, mereka sangat senang belajar Bahasa Indonesia. Contohnya, Nea dan Phillip.

"Saya sangat menikmati belajar melalui berbagai aktivitas dan permainan yang kami lakukan dan karena bahasa lain yang kami pelajari. Ini sangat menyenangkan," ucap Nea.

"Sangat menyenangkan, ini hal yang sangat baik karena kami bisa melakukan berbagai aktivitas ini, seperti mempelajari bentuk dan warna serta mencocokkan gambar," tambah siswa laki-laki bernama Philip yang mengaku ayahnya suka sekali bercerita tentang Indonesia.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Anak-anak usia sekolah dasar di Turner School mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan tradisional congklak. Dyah Candra Arbiningrum dan rekannya, guru dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, ikut mengajar sebagai guru pendamping saat mengikuti program Bridge.

 

(Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com