Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2016, 12:22 WIB
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Penulis

Redupnya gerakan Salafi garis keras ini membuka jalan bagi munculnya gerakan Salafi baru yang berbau ajaran wahabi.

Para kader gerakan Salafi Wahabi itu digodok di pusat Sheikh Al-Bani di Jordania, Darul Al Hadis di Yaman, Fakultas Syariah di Universitas Damaskus, dan di beberapa universitas di negara-negara Arab Teluk.

Gerakan Salafi Wahabi ini kemudian berkembang di Eropa melalui lembaga-lembaga keagamaan global, di antaranya universitas Islam internasional dan pembangunan masjid-masjid di Belgia, Swiss, Perancis, dan negara Eropa lain.

Gerakan Salafi Wahabi ini cenderung menolak nilai-nilai Barat sehingga banyak pengikut Salafi Wahabi memilih memisahkan diri atau tidak membaur dengan komunitas Eropa.

Hal itu menjadi salah faktor sulitnya integrasi masyarakat Muslim, terutama pengikut Salafi Wahabi, dengan negara dan masyarakat Eropa.

Bahkan, sebagian pengikut Salafi Wahabi ini menyimpang dari arus utama gerakan Salafi Wahabi dan memilih jalan lebih radikal, yakni gerakan Jihadis.

Kaum Jihadis sempalan dari Salafi Wahabi itu yang kemudian terlibat dalam aksi teror di Eropa, seperti serangan terhadap stasiun Metro di Paris tahun 1995.

Selain kaum Jihadis sempalan dari Salafi Wahabi itu, muncul jaringan Jihadis lain yang berasal dari sayap militer FIS di Aljazair, kelompok radikal Tunisia bersenjata, dan kelompok radikal Maroko bersenjata yang lari ke Eropa dari negara masing-masing.

Di Eropa, mereka menyebar ke Spanyol, Perancis, Jerman, Italia, dan Belgia. Belgia kemudian dikenal sebagai basis logistik kelompok Jihadis itu.

Muncul pula jaringan Jihadis dari pejuang bersenjata Arab, yang pulang dari Afganistan atau disebut juga Afgan Al Arab.

Para Afgan Al Arab itu sepulang dari Afganistan memilih tidak pulang ke negeri mereka masing-masing, tetapi pergi ke Eropa.

Kaum Jihadis yang berasal dari sempalan gerakan Salafi Wahabi, kelompok radikal di Aljazair, Tunisia, dan Maroko, serta Afgan Al Arab merupakan kaum Jihadis generasi pertama.

Mereka ini yang banyak melakukan serangan teror di Eropa pada 1990-an dan awal 2000-an.

Generasi kedua

Mulai pertengahan tahun 2000-an, muncul kaum Jihadis generasi kedua. Mereka putra-putra dari kaum Jihadis generasi pertama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com