“Jadi kami melukis bendera itu di sini, sebagai bentuk solidaritas dengan bendera Aborigin - Kami mengakui perjuangan mereka," kata Mills.
Menurut Mill, masalah yang sesungguhnya adalah Pemerintah Indonesia tidak ingin pesan tentang perjuangan OPM keluar. "Mereka menekan informasi tentang apa yang terjadi di Papua Barat," kata Mills.
Mills mengaku mural tersebut pertama kali dilukis pada bulan Juni 2015.
Dia pun percaya perintah penghapusan mural itu dengan segera, terkait konferensi yang akan diselenggarakan oleh Universitas Charles Darwin.
Konferensi Indonesia ini akan mengundang akademisi, peneliti, dosen dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu untuk membahas informasi terbaru tentang pembangunan terkini di Indonesia.
Terkait polemik ini, pihak RP belum memberikan keterangan secara langsung. Pada Sabtu sore lalu, sekelompok aktivis berkumpul di sekitar mural tersebut untuk memprotes perintah penghapusan mural itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.