Brahimi memperingatkan sebuah skenario terburuk, ketika para panglima perang, kelompok militan, dan kelompok-kelompok bersenjata mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pemerintah yang hancur itu.
Brahimi juga menyampaikan dukungan untuk pembentukan sebuah pemerintahan baru di Suriah. Dia menambahkan, rakyat Suriah yang harus menentukan masa depan Suriah yang baru.
"Menurut saya, negeri baru ini harus menjadi sebuah negara demokratis, republik, non-sektarian, yang akan membuka pintu untuk sebuah Republik Suriah yang baru," kata Brahimi dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Swiss.
Brahimi berharap Arab Saudi dan Iran berpartisipasi dalam konferensi perdamaian Suriah yang akan digelar di Geneva, Swiss, bulan depan.
Sayangnya, kata Brahimi, kelompok oposisi Suriah hingga kini tampaknya masih enggan menggelar gencatan senjata menjelang pembicaraan di Geneva itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.