Ledakan dahsyat menghancurkan sebuah kawasan permukiman di desa Al-Muwaffaqiyah di sebelah timur kota Mosul. Warga desa itu sebagian besar adalah etnis Shabak.
Komunitas Shabak adalah bagian dari etnis Kurdi yang banyak tinggal di perbatasan Irak dan Turki. Saat ini tercatat 30.000 orang etnis Shabak tinggal di Irak.
Komunitas Shabak berbicara dengan bahasa yang berbeda dengan bangsa Irak atau Kurdi. Mereka memeluk agama yang merupakan campuran antara Syiah dan kepercayan lokal.
Serangan terhadap etnis minoritas Shabak ini membuat situasi Irak, yang belakangan terus diwarnai kekerasan sektarian, semakin tidak menentu.
Sejumlah pengamat mengatakan, Pemerintah Iran yang didominasi kelompok Syiah telah gagal mengakomodasi keluhan dan keresahan kelompok Arab Sunni.
Mereka merasa "disingkirkan" karena seorang Sunni sangat sulit mendapatkan pekerjaan pemerintah dan kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari aparat keamanan.
Kekerasan di Irak meningkat tajam setelah pasukan keamanan pemerintah membubarkan kamp unjuk rasa anti-pemerintah yang digelar di Irak utara, 23 April lalu. Langkah aparat keamanan ini kemudian memicu bentrok yang menewaskan puluhan orang.
Serangan bom terbaru ini membuat jumlah korban tewas sepanjang Oktober mencapai 330 orang. Sementara sejak awal tahun, korban tewas mencapai lebih dari 5.000 orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.