Pembatalan ini terkait dengan terungkapnya penyadapan percakapan pribadi antara Rousseff dengan sejumlah orang dekatnya, yang dilakukan Badan Keamanan Nasional (NSA).
Nampaknya pembicaraan telepon selama 20 menit antara Presiden Rousseff dan Presiden Barack Obama pada Senin (16/9/2013), tak membuat Roussef mencabut keputusannya batal mengunjungi Washington DC.
Batalnya kunjungan presiden Brasil ke Amerika Serikat ini merupakan salah satu pukulan hebat dalam hubungan kedua negara dengan perekonomian terbesar di benua Amerika itu.
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan kedua presiden sepakat bahwa terungkapnya kegiatan mata-mata AS di Brasil akan membayangi pertemuan keduanya.
Sehingga, kedua pemimpin itu memutuskan bahwa membatalkan kunjungan untuk sementara waktu adalah keputusan yang terbaik saat ini.
"Seperti yang sudah disampaikan presiden, beliau sudah memerintahkan evaluasi postur intelijen Amerika Serikat, namun proses ini membutuhkan waktu beberapa bulan," kata Carney.
Hubungan bilateral Brasil dan Amerika Serikat sebenarnya terus membaik di sejak Dilma Rousseff menjadi presiden pada 2011 dan sebelum terungkapnya penyadapan NSA terhadap komunikasi antara presiden Rousseff dengan orang-orang dekatnya.
Terungkapnya kegiatan penyadapan NSA ini ditemukan dalam dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor NSA Edward Snowden yang sekarang mendapatkan suaka sementara di Rusia.
"Penyadapan ilegal terhadap komunikasi dan data warga engara, perusahaan, dan pejabat pemerintah Brasil merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara dan hak individu, serta tidak sesuai dengan kerja sama demokratis di antara negara-negara yang bersahabat," demikian pernyataan resmi pemerintah Brasil.
Terbongkarnya kegitan intelijen AS dan belum diterimanya penjelasan resmi dari pemerintah AS membuat Brasil memutuskan untuk membatalkan kunjungan kenegaraan.
Menurut rencana, kunjungan Presiden Rousseff itu akan membicarakan banyak hal termasuk eksplorasi minyak dan teknologi biofuel.
Selain itu dibicarakan pula rencana Brasil membeli 36 jet tempur F-18 buatan Boeing dengan nilai transaksi mencapai 4 miliar dolar AS.
Akibat terbongkarnya penyadapan NSA itu, maka kemungkinan besar pembelian pesawat tempur itu batal. Sebab, Brasil menyatakan tak ingin melakukan pembelian pesawat tempur strategis seperti itu dari sebuah negara yang tak bisa dipercaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.