Salin Artikel

Mahasiswa Pakistan yang Terjebak di Wuhan Tak Bisa Hadir di Pemakaman Ayah

Saat itu, ayah mahasiswa asal Pakistan berusia 27 tahun tersebut memintanya untuk pulang. Besoknya, ayahnya meninggal dunia karena sakit jantung.

"Mereka membutuhkan saya saat ini. Ibu saya sangat membutuhkan saya," ujar mahasiswa doktoral jurusan arsitektur komputer tersebut karena tak bisa datang di pemakaman sang ayah.

Hassan hanya satu dari 1.000 mahasiswa asal Pakistan yang sampai saat ini masih terjebak di Wuhan, kota asal virus corona, dan belum dievakuasi.

Dilansir Reuters Senin (10/2/2020), sejumlah mahasiswa Pakistan lain juga sependapat dengan Hassan, dan melayangkan kritik kepada Islamabad.

Sebab, negara rival mereka di Asia Selatan seperti India, serta Bangladesh mampu memulangkan warganya dari ibu kota Provinsi Hubei tersebut.

Karena tidak mendapat kejelasan dari pemerintah, kebanyakan pelajar Pakistan dan keluarganya, termasuk anak kecil, harus menghabiskan waktu di dalam asrama.

Empat di antaranya bahkan mengalami kecemasan dan depresi. Sebab, mereka dilanda ketakutan kapankah wabah ini akan berakhir.

Kecemasan yang dirasakan para pelajar ditanggapi oleh Menteri Kesehatan Zafar MIrza melalui kicauannya di Twitter, pada Minggu (9/2/2020).

"Para pelajar saya yang tersayang di China, kami terus mendiskusikannya di level tertinggi, dan mempertimbangkan keputusan terbaik dengan melihat berbagai faktor," katanya.

Hassan berkata, pihak kampus sebenarnya sudah menghubunginya dan mendukungnya jika ingin keluar dari Wuhan.

Selain itu berdasarkan keterangan dari otoritas di China, dia bisa dievakuasi jika saja Kementerian Pakistan di Beijing menghubungi. Namun, momen itu tak pernah terjadi.

Saat dikonfirmasi Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan menolak memberikan komentar atas kabar tersebut.

Kemenlu China sebelumnya sudah menyatakan setiap negara yang ingin memulangkan warganya, mereka bakal mengurusnya dan menawarkan bantuan sesuai ketentuan internasional.

Hassan menuturkan dia diberi tahu otoritas Pakistan bahwa seluruh pelajar bisa dipulangkan. Namun pernyataan itu berubah menjadi kekecewaan setelah dilangsungkan konferensi video.

Islamabad mengaku bahwa mereka tidak mempunyai fasilitas karantina yang diperlukan untuk memeriksa mereka dari ancaman virus corona.

Juru bicara Mirza mengatakan melalui telepon, pemerintah Pakistan menaruh perhatian akan kesejahteraan mahasiswa Pakistan di Wuhan.

Namun, aturan pemerintah China tidak mengizinkan siapa pun meninggalkan Hubei. Meski begitu, situasinya tetap dipantau.

Sahil Hassan, mahasiswa doktoral asal Pakistan lainnya mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Pakistan.

"Setelah panggilan telepon itu kami tidak lagi berharap pemerintah kami akan mengevakuasi kami. Kami sangat kecewa kepada mereka," jelasnya.

https://internasional.kompas.com/read/2020/02/12/15021031/mahasiswa-pakistan-yang-terjebak-di-wuhan-tak-bisa-hadir-di-pemakaman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke