Salin Artikel

Sosok Pelapor Percakapan Telepon Trump dan Presiden Ukraina adalah Pejabat CIA?

Si "whistleblower" mengaku, pejabat senior Gedung Putih "mengunci" detil percakapan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Trump menghendaki adanya informasi siapa yang memberikan informasi kepada si pelapor itu, di mana sumbernya dekat dengan si mata-mata.

Dalam percakapan telepon 25 Juli, Trump mendesak Presiden Ukraina agar menyelidiki kasus yang melilit putra pesaingnya, Joe Biden.

Tidak banyak yang diketahui dari si whistleblower. Pengacarnya menuturkan, pengungkapan jati dirinya membuat kliennya berisiko.

Dilansir BBC Jumat (27/9/2019), media AS seperti The New York Times, Washington Post, dan Reuters mengidentifikasi sosok itu adalah pejabat CIA.

"Saya ingin tahu siapa sosok ini, dan siapa yang sudah membocorkan informasi kepada kepadanya," ujar Trump dalam pertemuan tertutup di PBB.

Dalam pembicaraan yang dipublikasikan Los Angeles Times itu, Trump menyiratkan eksekusi bagi pejabat intelijen di masa lalu.

"Apa yang kalian tahu di masa lalu saat kita pintar? Benar? Mata-mata dan pengkhianatan. Sekarang, kita akan melakukannya sedikit berbeda," ujar Trump.

Kabar itu jelas menuai kecaman tiga ketua komite House of Representatives (DPR AS) yang dikuasai Demokrat dalam keterangan resmi.

Ketiga ketua komite itu mengecam intimidasi tercela yang hendak dilakukan Trump terhadap si terduga pejabat intelijen pusat AS itu.

Raja Kirshnamoorthi mengatakan, seharusnya si pelapor bisa segera menyampaikannya kepada Komite Intelijen DPR AS "sedini mungkin".

"Saya khawatir terhadap sejumlah pernyataan yang dibuat presiden, dan bagaimana dia akan membalas pria ini," ujar politisi keturunan India itu.

Dalam keluhannya, si pelapor mengungkapkan Trump sudah menggunakan kekuasaannya untuk meminta bantuan asing demi memuluskan Pilpres 2020.

Tak hanya itu, si pelapor juga menuturkan ada staf Gedung Putih yang berusaha menyembunyikan transkrip percakapan telepon itu.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menanggapinya dengan mengumumkan bahwa mereka membuka penyelidikan pemakzulan presiden berusia 73 tahun itu.

Trump pun meradang dengan mengecam investigasi itu sebagai "lelucon", dan memerintahkan perilisan transkrip yang menjadi masalah.

Presiden dari Partai Republik itu mengaku memang sehari sebelumnya, dia secara pribadi memerintahkan penahanan bantuan militer ke Ukraina senilai 400 juta dollar AS, atau Rp 5,6 triliun.

Tetapi, Trump membantah dia menahannya sebagai bentuk tekanan supaya pemerintahan Zelensky menyelidiki kasus dari Hunter Biden.

https://internasional.kompas.com/read/2019/09/27/15440151/sosok-pelapor-percakapan-telepon-trump-dan-presiden-ukraina-adalah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke