Salin Artikel

Trump Setuju Pasukan AS Bertahan di Suriah, tapi...

Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat senior yang tidak ingin disebutkan identitasnya, dilansir oleh Reuters.com dan CNN.

Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional, Trump berkata kalau dia setuju untuk tetap menempatkan militer di Suriah.

Sebab, salah satu penasihatnya bersikukuh bahwa operasi penumpasan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih belum tuntas.

Meski jantung pemerintahan ISIS di Raqqa berhasil direbut pada Juni 2017, masih tedapat sisa anggotanya di seluruh Suriah.

"ISIS hampir dihancurkan. Kini, AS dan sekutunya sedang berusaha membersihkan sebagian kecil keberadaan mereka di Suriah," ujar Sekretaris Pers Sarah Sanders.

Namun, pejabat itu melanjutkan bahwa penempatan pasukan itu hanya bersifat jangka pendek. "Presiden tidak bersedia pasukan bertahan dalam jangka waktu lama," tuturnya.

Trump berujar, jika yang dijadikan alasan untuk menempatkan pasukan adalah soal stabilisasi Suriah, dia berpikir untuk menyerahkannya pada pemerintah internalnya.

Presiden 71 tahun itu kemudian meminta jajaran penasihat keamanan nasional untuk mulai membuat rancangan penarikan pasukan.

Pejabat anonim tersebut menjelaskan, Trump tidak menegaskan tenggat waktu kapan keberadaan AS di Suriah bakal ditarik.

"Namun, dari pernyataan Presiden, saya menangkap kesan bahwa misi penempatan pasukan di Suriah bakal berlangsung setidaknya selama setahun ke depan," tutur pejabat itu.

Sebelumnya dalam pidatonya di Ohio Kamis pekan lalu (29/3/2018), Trump membuat kejutan dengan menyatakan bakal segera menarik pasukan dari Suriah.

Dia menjelaskan, mereka sudah tidak lagi mempunyai target yang ingin dicapai setelah ISIS dikalahkan.

"Kami akan segera pergi dari Suriah secepatnya. Biarkan orang lain yang mengurus sisanya," kata Trump yang kemudian disambut tepuk tangan hadirin.

Trump menegaskan komitmen penarikan tersebut dalam pertemuannya dengan tiga pemimpin negara Baltik; Estonia, Latvia, dan Lithuania.

"Operasi untuk menumpas ISIS sukses besar. Saya pikir, sudah saatnya mereka pulang ke tempat mereka berasal," tutur Trump dalam konferensi pers.

Rencana tersebut membuat sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan dan Pentagon, termasuk Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menentang.

Sebab, selain menghancurkan anggota tersisa ISIS, keberadaan pasukan AS di sana untuk membendung pengaruh Iran.

Selain itu, pada Januari lalu, mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson berujar, militer AS dibutuhkan untuk memastikan adanya transfer kekuasaan dari rezim Bashar al-Assad.

https://internasional.kompas.com/read/2018/04/05/13223451/trump-setuju-pasukan-as-bertahan-di-suriah-tapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke