Salin Artikel

Dianggap Merendahkan Perempuan, China Tutup "Kelas Moralitas"

Diberitakan AFP Senin (4/12/2017), kelas moralitas bagi perempuan didirikan di Kota Fushun oleh Asosiasi Peneliti Kebudayaan Tradisional Fushun dengan izin dewan kota.

Kelas itu mengajarkan tentang nilai-nlai tradisional Konfusius.

Namun, kelas itu menimbulkan amarah publik China setelah beredar sebuah video seorang guru yang merendahkan murid-muridnya.

Dalam kelas itu, si guru berkata bahwa "perempuan harus irit bicara, lebih banyak melakukan pekerjaan rumah tangga, dan menutup rapat mulut mereka".

Guru itu melanjutkan, seorang perempuan tidak boleh berusaha menjadi seorang pemimpin. Dia harus legawa untuk tetap berada di kasta paling bawah.

"Jika kalian memilih memesan makanan alih-alih memasak, maka kalian sudah gagal sebagai perempuan," ujar guru tersebut.

Harian Xinhua melansir, warganet sangat marah dengan ucapan guru di video itu. "Ini bukanlah moralitas perempuan. Ini adalah perbudakan perempuan!" kecam salah seorang netizen di Weibo.

Dinas pendidikan Fushun menyatakan, kelas itu ternyata tidak tidak memiliki izin mengajar. "Kami akan menutup tempat itu secepatnya," demikian pernyataan dinas pendidikan.

"Kelas moralitas" tidak hanya sebatas mengajarkan nilai Konfusius. Melainkan juga kaligrafi, seni bela diri, hingga apresiasi terhadap sastra klasik.

Sejak Partai Komunis berkuasa di China 1949, Konfusius tidak diberikan di sekolah.

Namun, tren itu berubah pasca-Xi Jinping menjabat sebagai presiden sejak 14 Maret 2013. Xi sering mengutip ajaran Konfusius dalam setiap propaganda.

https://internasional.kompas.com/read/2017/12/04/18164011/dianggap-merendahkan-perempuan-china-tutup-kelas-moralitas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke