KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban Afganistan membantah terlibat dalam serangan bom truk yang telah menewaskan 80 orang di distrik diplomatik Kota Kabul, Rabu (31/5/2017).
Seperti diberitakan AP, Zabihullah Mujahid, Jurubicara Taliban mengatakan, serangan itu tidak ada hubungannya dengan "pejuang kerajaan Islam".
Mujahid menegaskan, Taliban tidak terlibat dalam serangan ini.
Selanjutnya dalam bagian keterangan tertulis itu juga disebutkan, Taliban mengecam serangan yang merenggut nyawa dan melukai warga sipil.
Meskipun Taliban mengklaim bahwa mereka hanya melakukan perang melawan pemerintah Kabul dan pasukan asing di Afganistan, ternyata sebagian besar korban serangan Taliban adalah warga sipil.
Sebelumnya diberitakan, ledakan bom tersebut telah mengakibatkan 80 orang tewas. Selain itu, ada tak kurang dari 350 orang yang mengalami luka-luka.
Bom tersebut dibawa dalam sebuah mobil, dan menghasilkan ledakan yang sangat kuat.
Serangan bom ini merupakan serangan terbesar yang terjadi di Kota Kabul dalam beberapa bulan terakhir.
Sejak awal, pihak berwenang sudah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas masih mungkin bertambah, karena banyak korban dalam kondisi kritis.
"Mereka masih membawa mayat dan korban luka ke rumah sakit," kata Jurubicara senior Kementerian Kesehatan, Ismael Kawoosi kepada AFP.
Baca: Sudah 80 Orang Tewas Akibat Ledakan Bom di Kawasan Diplomatik Kabul
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.