Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Perseteruan Erdogan-Gulen

Kompas.com - 19/07/2016, 12:44 WIB
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Penulis

Jumat (15/7) malam, dunia dikejutkan oleh berita dari Turki tentang upaya percobaan kudeta yang gagal oleh beberapa satuan militer terhadap pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Dalam pernyataan pertamanya kepada publik, Erdogan tak ragu-ragu langsung menuduh gerakan negara tandingan (parallel state) berada di balik upaya percobaan kudeta yang gagal itu.

Perakan negara tandingan adalah sebutan untuk lawan politik atau musuh bebuyutan Erdogan saat ini, yaitu ulama karismatis Turki yang kini berdomisili di Pennsylvania, AS, Fethullah Gulen (75).

Media Turki menyebut, upaya percobaan kudeta yang gagal itu adalah bagian dari proxy war antara Erdogan dan Gulen pada semua lini di Turki dalam beberapa tahun terakhir ini.

Gulen adalah ulama paling berpengaruh dan paling banyak pengikutnya di Turki. Bagi Erdogan, Fethullah Gulen adalah lawan kelas berat.

Disebut gerakan negara tandingan karena gerakan Gulen memang terakhir ini tercium mengembangkan pengaruh di semua lini di Turki, termasuk di lembaga negara, seperti militer, kepolisian, dan peradilan.

Pengaruh gerakan Gulen disinyalir mencapai tingkat mengancam kedaulatan negara Turki, atau disebut negara dalam negara. Gulen membantah keras terlibat dalam percobaan kudeta itu.

Perseteruan Erdogan-Gulen saat ini adalah merupakan perseteruan paling rumit dan kompleks karena juga terjadi di tubuh lembaga-lembaga negara.

Erdogan sering menyebut, menghadapi Gulen lebih rumit dibanding menghadapi Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Konflik Erdogan dengan Gulen, yang merupakan sahabat lamanya, mulai mencuat tahun 2010.

Saat itu, konflik dua sahabat lama itu dipicu oleh aksi Gulen mengkritik keras pemerintah Erdogan yang mendukung pengiriman kapal Mavi Marmara untuk menembus blokade Jalur Gaza pada tahun 2010.

Jamaah Fethullah Gulen, yang didirikan 1970 di kota pantai Izmir, semula fokus pada sosial pendidikan.

Gulen membangun jaringan sekolah di Turki dan manca negara, seperti Asia Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara.

Puncak kejayaan Fethullah Gulen terjadi pasca kudeta militer tahun 1980.

Gulen saat itu mendapat dukungan penuh pemerintah junta militer untuk terus mengembangkan sayap pengaruh di Turki dan luar negeri.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com