Para demonstran meneriakkan jargon menentang Taliban dan ISIS, ketika peti mati korban melintas di Ghazni. Mereka juga meminta pemerintah memberikan perlindungan kepada rakyat.
Korban yang seluruhnya berasal dari etnis Hazara, terdiri dari empat laki-laki, seorang perempuan dan dua bocah perempuan. Beberapa korban, tewas dengan leher digorok.
Ghazni, memiliki banyak populasi Hazara, etnis minoritas yang merupakan penganut Syiah. Namun, tidak seperti di negara tetangganya, Pakistan, warga Hazara di Afganistan, kerap diserang militan yang mayoritas menganut Islam Sunni.
Taliban dari Uzbekistan
Jasad ketujuh korban ditemukan akhir pekan lalu di selatan Provinsi Zabul, yang selama beberapa hari terakhir, dilanda pertempuran sengit antara faksi-faksi Taliban.
Salah satu faksi bahkan pernah mengklaim telah melakukan serangan bom bunuh diri terhadap faksi Taliban lainnya, sesuatu yang jarang terjadi.
Beberapa laporan menyatakan, pelaku kemungkinan adalah militan asal Uzbekistan, yang bergabung dengan salah satu faksi Taliban. Wakil pemimpin faksi Taliban tersebut, menolak wawancara telepon dengan BBC untuk mengonfirmasi tudingan itu.
Namun, dua hari setelah pembunuhan tujuh orang tersebut, delapan tawanan warga Hazara, dibebaskan. Salah satunya mengaku kepada BBC bahwa mereka disandera militan yang berbicara bahasa Uzbekistan.
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, menguecam peristiwa itu sebagai “pembunuhan keji terhadap masyarakat tak berdosa”, yang tidak dibenarkan agama apapun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.