"Kini kami melatih dan mempersenjatai oposisi Suriah bersama dengan AS dan kami akan segera memulai perang kami melawan Daesh secara efektif tak lama lagi," kata Cavusoglu seusai bertemu dengan Menlu AS John Kerry di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Lalu setelahnya kondisi akan jauh lebih aman bagi kelompok oposisi moderat untuk melawan Daesh di darat," tambah Cavusoglu menggunakan singkatan dalam bahasa Arab untuk ISIS.
Kedua menteri luar negeri itu bertemu di sebuah hotel di Kuala Lumpur di sela-sela pertemuan keamanan regional yang dihadiri juga oleh 10 negara anggota ASEAN.
Sudah sejak lama Washington mendesak sekutunya, Turki, untuk terlibat dalam perang melawan ISIS yang menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Namun, selama ini Ankara terlihat enggan terlibat dalam perang tersebut.
Posisi Ankara berubah ketika sejumlah serangan maut terjadi di wilayahnya yang diduga kuat didalangi ISIS. Serangkaian serangan itu memicu Turki menggelar serangan udara di wilayah utara Suriah yang tak hanya mengincar ISIS, tetapi juga milisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Namun, sejumlah pengamat mengatakan, PKK menerima serangan jauh lebih banyak dan berat ketimbang ISIS.
Bulan lalu, Ankara mengizinkan AS menggunakan pangkalan udara Incirlik di wilayah selatan negeri itu untuk menjadi basis jet-jet tempur koalisi yang menggempur ISIS.
Keputusan itu menandakan perubahan signifikan dalam peran Turki memerangi ISIS. Turki sangat berkepentingan karena memiliki perbatasan sepanjang 800 kilometer dengan Suriah, sebagian di antaranya berhadapan langsung dengan wilayah yang dikuasai ISIS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.