"Tujuan akhirnya adalah untuk menciptakan sebuah zona bebas dari ISIS dan memastikan keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan Suriah," ujar pejabat yang tak mau disebutkan namanya.
Kesepakatan itu muncul sepekan setelah kekerasan berdarah di Turki yang oleh pemerintah diyakini didalangi baik pemberontak Kurdi PKK dan ISIS.
Serangkaian kekerasan di Turki itu termasuk sebuah serangan bom bunuh diri yang menewaskan 32 orang dan sebuah bom mobil yang menewaskan dua tentara Turki.
Pejabat AS tersebut membeberkan informasi ini saat mendampingi Presiden Barack Obama saat berkunjung ke Etiopia.
Dia menyebut, rincian terkait zona bebas dari ISIS itu "masih dibicarakan" namun yang jelas setiap kerja sama militer di kawasan tersebut tidak akan termasuk pemberlakukan zona larangan terbang yang selama ini diminta Turki.
Namun, banyak pihak menduga kesepakatan yang dibuat Turki ini lebih dari upaya untuk memangkas kemampuan tempur Kurdi di Suriah dan Irak dibanding untuk memerangi ISIS.
Etnis Kurdi mendiami kawasan "sabuk" yang memanjang dari Suriah, Turki, Irak dan Iran yang sejak semua wilayah yang didiami Kurdi ini menuntut kemerdekaan, sebuah tuntutan yang tak akan dipenuhi Ankara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.