Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tekankan Rakyatnya Tidak Pergi ke Sudan

Kompas.com - 28/09/2013, 15:55 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Turki menekankan rakyatnya tidak pergi ke Sudan. Soalnya, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, hari ini, Sabtu (28/9/2013).

"Kami sudah memantau kalau unjuk rasa makin meluas di Sudan. Khususnya di ibu kota Khartoum,"kata pernyaaan itu.

Sementara, ada pesan khusus juga bagi warga Turki yang berada di Sudan dari kementerian itu. "Bersikaplah waspada dan utamakan keselamatan pribadi,"kata pernyataan itu sebagaimana warta AP.

Krisis ekonomi tengah melanda Sudan. Negeri di Afrika itu, sejak berpisah dengan Sudan Selatan pada 2011, kehilangan pendapatan utama dari minyak bumi. Jumlahnya bahkan mencapai dua pertiga produksi.

Gara-gara itulah, pemerintah Sudan mengumumkan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk menstabilkan kondisi keuangan negara. Alih-alih menenteramkan rakyat Sudan, kebijakan itu menuai protes berujung unjuk rasa besar-besaran.  

BHP

Pada Selasa (24/9/2013), unjuk rasa di kawasan selatan Khartoum berakhir ricuh. Pemrotes bahkan membakar pompa-pompa bensin. Dalam demonstrasi itu 29 orang tewas, seturut catatan polisi.

Perpisahan dengan Sudan Selatan membuat Sudan cuma mampu memproduksi 120.000 ribu barrel per hari (BHP). Sementara, Sudan Selatan malahan mampu memperbesar produksinya dari 225.000 BHP ke 300.000 BHP.

Catatan Dana Moneter Internasional (IMF) pada akhir 2012 menunjukkan kalau minyak menyetor hingga lima persen produk domestik bruto (PDB) Sudan. Padahal, sebelum ada perpisahan itu, sumbangan minyak ke PDB Sudan mencapai 15 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com