Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Perwira Polisi Tewas Ditembak

Kompas.com - 17/09/2013, 07:35 WIB
KANDAHAR, KOMPAS.COM — Nigar, perempuan perwira polisi Afganistan, akhirnya meninggal, Senin (16/9/2013), sehari setelah ditembak orang bersenjata di Helmand, provinsi paling bergolak di selatan. Nigar menyusul pendahulunya, perempuan perwira polisi, Letnan Bibi Islam, yang juga tewas ditembak dua bulan lalu.

Keduanya diserang di Lashkar Gah, ibu kota Provinsi Helmand, wilayah paling bergolak di Afganistan selatan. Usaha pembunuhan terbaru itu menggarisbawahi kekhawatiran tentang keselamatan dan peranan perempuan apabila pasukan asing ditarik penuh tahun depan.

"Saya dapat mengonfirmasikan, Nigar meninggal di unit gawat darurat rumah sakit pagi ini," kata juru bicara pemerintah provinsi, Omar Zawak, Senin pagi. Nigar meninggal karena luka serius pada bagian lehernya.

Perempuan berusia 38 tahun itu, seperti juga umumnya warga Afganistan lain, hanya menggunakan satu nama. Dia ditembak pada Minggu pagi oleh orang tak dikenal. Saat itu, dia sedang berjalan kaki di dekat markas polisi di Lashkar Gah. Penembaknya lalu melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor.

Versi lain melaporkan, Letnan Nigar tertembak ketika sedang duduk di boncengan sepeda motor yang dikendarai kerabat prianya. Dia sedang pergi ke tempat kerjanya di Lashkar Gah.

Sesaat setelah ditembak, "Nigar dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan berharap bisa sembuh," kata Zawak. Namun, nyawanya tak tertolong.

Nigar telah tujuh tahun bekerja di bagian reskrim di Helmand. Provinsi ini acap kali diguncang aksi pemberontakan garis keras melawan Kabul, yang didukung Amerika Serikat, setelah kejatuhan Taliban 2001.


Seorang ibu

Ibu dari sepasang bocah laki-laki dan perempuan itu ditempatkan di Bandara Lashkar Gah. Sebelum di Helmand, dia bertugas di Kabul, ibu kota Afganistan.

Perempuan perwira polisi terakhir yang ditembak di Helmand ialah Letnan Bibi Islam. Dia dipandang sebagai simbol pejabat tinggi. Dia juga simbol tentang betapa perempuan telah memiliki kesempatan menduduki posisi tinggi setelah rezim Taliban digulingkan oleh AS.

Sebelum dibunuh pada Juli, Islam mengaku menerima banyak ancaman pembunuhan dari orang-orang yang biasanya tidak setuju dengan kariernya. Kakaknya sendiri pun tidak sependapat jika Islam menjadi pembesar polisi atau pemerintah.

Setelah Islam tewas, Nigar pun mengatakan kepada media lokal bahwa dia tidak takut menjadi wanita polisi di Helmand, wilayah yang ultra-konservatif. Dia bertekad untuk terus menekuni pekerjaannya sebagai polisi.

Nigar mengatakan, Afganistan membutuhkan perempuan polisi lebih banyak guna melindungi kaumnya yang sering mengalami penindasan, kekerasan seksual, dan diskriminasi di negara itu. (REUTERS/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com