Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencanakan Penembakan Massal, Seorang Koki Hotel Ditahan Polisi

Kompas.com - 23/08/2019, 22:47 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Kepolisian Amerika Serikat telah menahan seorang pria yang diduga merencanakan aksi penembakan massal ke sebuah hotel tempatnya bekerja di Los Angeles.

Tersangka yang bernama Rodolfo Montoya (37), seorang karyawan hotel Marriott Long Beach, diduga sempat mengatakan kepada rekan kerjanya bahwa dia merasa marah dan ingin melepaskan tembakan ke tempat kerjanya dan kepada siapa pun yang menghalangi jalannya.

Rekannya menanggapi ancaman itu dengan serius dan melaporkannya kepada seorang manajer, yang kemudian menghubungi polisi.

Montoya ditahan di kediamannya, pada Selasa (20/8/2019).

Baca juga: Berfoto dengan Anak Korban Penembakan Massal Texas, Trump Menuai Kecaman, Mengapa?

Selain menahan tersangka, polisi juga menggeledah tempat tinggal Montoya dan menemukan koleksi senjata yang tak biasa.

Polisi menemukan bermacam-macam senjata, termasuk senapan AR-15, yang mana Montoya tidak berwenang memiliki di negara bagian California.

Tipe senjata itu kerap digunakan dalam kasus penembakan massal di AS.

Selain itu pihak berwenang juga menemukan senjata api lain, ratusan amunisi, serta perlengkapan taktis.

"Tersangka Montoya memiliki rencana, niat, dan sarana yang jelas untuk melakukan tindak kekerasan yang mungkin mengakibatkan insiden korban massal," kata Kepala Kepolisian Long Beach, Robert Luna, kepada wartawan dalam konferensi pers.

Baca juga: Pelaku Penembakan Massal di Walmart El Paso Texas Mengaku Targetkan Orang Meksiko

Menurut hasil penyelidikan awal, Montoya adalah seorang koki. Dia merasa kesal karena aktivitas di tempat kerjanya baru-baru ini yang berkenaan dengan sumber daya manusia.

"Yang dilakukan manajer hotel telah menyelamatkan banyak nyawa, tidak hanya dari karyawan hotel, namun juga para pelanggan yang kemungkinan akan berada di Marriott saat tersangka memutuskan untuk muncul," lanjut Luna.

Laporan yang berujung pada penangkapan tersangka itu terjadi setelah insiden penembakan massal di AS awal bulan ini, yang terjadi di dua lokasi terpisah, yakni El Paso, Texas dan Dayton, Ohio, yang menewaskan total 31 orang.

Presiden Donald Trump, menyusul dua insiden penembakan yang hanya selang beberapa jam itu, mengatakan akan mendukung perluasan pemeriksaan latar belakang terhadap calon pembeli senjata.

Namun Trump menolak langkah pelarangan total penjualan senapan serbu. Langkah tersebut juga ditentang oleh Asosiasi Senapan Nasional (NRA).

Baca juga: Berikut 10 Penembakan Massal Paling Mematikan dalam Sejarah AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com