Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2019, 12:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

EL PASO, KOMPAS.com - Konsult Jenderal Republik Indonesia di Houston mengimbau kepada WNI agar waspada buntut penembakan massal Texas pada Sabtu pagi waktu setempat (3/8/2019).

Seorang pemuda 21 tahun bernama Patrick Crusius menyerang Walmart El Paso yang saat itu penuh pengunjung, dan mengakibatkan 20 orang tewas dan 26 lainnya terluka.

Baca juga: Penembakan Massal di Walmart Texas, Pelaku Diduga Gunakan Senapan AK-47

Dalam pernyataan di Twitter, jumlah WNI yang berada di El Paso dan sekitarnya berjumlah 11 orang. "Berdasarkan komunikasi kami dengan simpul masyarakat, seluruh WNI di El Paso dalam kondisi aman," ungkap KJRI.

Dalam pesan singkat kepada VOA Indonesia, KJRI Houston menegaskan kembali kicauan di Twitter bahwa sejauh ini, belum ada WNI di El Paso yang menjadi korban.

Kemudian dalam keterangan di Facebook, KJRI mengimbau kepada warga Indonesia untuk tidak mendekati lokasi penembakan massal, memantau media massa, dan mematuhi penegak hukum.

"Sekiranya diperlukan, WNI di El Paso dan sekitarnya dan menghubungi KJRI Houston +1 346 932 7284," demikian keterangan yang disampaikan KJRI di Facebook.

Crusius yang terekam membawa senapan serbu AK-47 menembaki Walmart El Paso yang saat itu tengah dipenuhi oleh sekitar 3.000 pengunjung, dengan ada yang membeli perlengkapan sekolah.

Gubernur Texas Greg Abbott dalam konferensi pers menyebut penembakan massal itu merupakan "hari paling mematikan yang pernah dalam sejarah negara bagian itu".

Baca juga: Tersangka Penembakan Massal Texas Puji Pelaku Pembantaian di Masjid Selandia Baru

Crusius disebut menyerahkan diri setelah melakukan aksinya dan disebut sempat mengunggah sebuah manifesto berisi pandangan rasisnya sebelum beraksi.

Dikatakan dalam manifestonya, dia mengklaim aksinya tersebut merupakan balasan atas "invasi" yang dilakukan Hispanik ke Texas, dan menyebut imigrasi harus berakhir.

Dia juga memuji pembantaian yang terjadi di masjid Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret di mana 51 jemaah Masjid Al Noor dan Linwood tewas ketika Shalat Jumat.

Kepala Polisi El Paso Greg Allen menyebut jajarannya mendapat laporan pukul 10.39 waktu lokal, dengan para penegak hukum datang ke lokasi enam menit kemudian.

"Situasi di lokasi sangatlah mengerikan," ucap Allen. Sebelumnya, Kepolisian El Paso di Twitter juga menyerukan adanya donor darah bagi para korban.

Salah satu pengunjung bernama Kianna Long menceritakan dia sedang berada di Walmart bersama suaminya ketika mereka mendengar adanya tembakan.

"Semua orang berlari dalam kepanikan karena mendengar adanya suara tembakan. Mereka bergegas berusaha lari ke pintu. Namun, banyak orang jatuh ke lantai," ujarnya.

Penembakan massal yang terjadi di Walmart El Paso terjadi satu pekan setelah aksi serupa di festival bawang putih California yang menewaskan tiga orang.

Baca juga: Penembakan Massal di Walmart Texas, Polisi Selidiki Dugaan Motif Rasial

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com