Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2019, 17:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran dilaporkan bersiap untuk menempatkan sebuah "senjata rahasia" yang digunakan untuk menenggelamkan kapal perang Amerika Serikat (AS).

Pernyataan yang dibuat oleh penasihat komando militer Iran Jenderal Morteza Qorbani muncul setelah Washington mengirim tiga kepal perusak ke Teluk Persia.

"Jika AS melakukan sesuatu yang bodoh, kami bakal menenggelamkan kapal ini hingga ke dasar lautan bersama kru dan kapal mereka," ancam Qorbani dikutip Russian Today Sabtu (25/5/2019).

Baca juga: Abaikan Kongres, Trump Pakai Ancaman Iran agar AS Jual Senjata ke Saudi

Iran, lanjut Qorbani, bakal menggunakan dua "senjata rahasia" untuk menenggelamkan kapal AS. Dia tidak merinci senjata jenis apa yang digunakan untuk menyerang.

Sebelumnya, Pentagon memberangkatkan tiga kapal perusak berkekuatan rudal pandu USS McFaul, USS Gonzalez, dan USS Mason ke Selat Hormuz pada pekan ini.

Ketiga kapal perang itu bergabung dengan armada yang dipimpin kapal induk USS Abraham Lincoln yang lebih dulu beroperasi di perairan Oman, dekat Teluk, di awal Mei.

Keputusan AS untuk menempatkan armada lautnya di dekat perairan Iran berbarengan dengan keputusan Pentagon mengerahkan 1.500 pasukan tambahan ke Irak yang berbatasan dengan Iran.

Meski Qorbani tidak memberi detil senjata yang dia sebut, Iran dilaporkan sudah membeberkan sejumlah kapal perang dan kapal selam dalam beberapa bulan terakhir.

Februari misalnya, Teheran memperkenalkan dan sukses menguji coba rudal jelajah jarak jauh Hoveizeh yang bisa menghantam target sejauh 1.350 kilometer.

Di bulan yang sama, Iran meluncurkan latihan angkatan laut skala besar Velayat 97 dengan area manuver dilakukan di Selat Hormuz dan Teluk Oman hingga Samudera Hindia.

Selama latihan perang itu, kapal selam kelas Ghadir menembakkan rudal jelajah anti-kapal untuk pertama kalinya di tengah momen keteganyan kedua negara.

Suhu panas menghinggapi keduanya setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan diri dari perjanjian nuklir pada 2015, atau dikenal dengan JCPOA.

Keputusan yang ditambah dengan pemberian sanksi kepada Irak mendapat kecaman dari banyak negara. Termasuk sekutu AS yang berada di Benua Eropa.

Sementara di internal AS, puluhan pensiunan pejabat militer maupun diplomat menulis surat terbuka kepada Trump yang isinya desakan supaya berunding dengan Iran.

Dalam surat itu, mereka memperingatkan AS tak hanya memperkeruh situasi di Timur Tengah, namun juga memasuki masa perlombaan senjata yang bisa berdampak kepada geopolitik maupun kemanusiaan.

Baca juga: Meski Dibom, Iran Tak Akan Menyerah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com