Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Berhenti Impor Minyak Iran karena "Hormati" Sanksi AS

Kompas.com - 23/05/2019, 08:08 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Turki telah berhenti mendatangkan minyak dari Iran sejak awal Mei lalu. Hal tersebut dilakukan Ankara demi "menghormati" sanksi Amerika Serikat.

Kendati demikian, hal tersebut tidak lantas menunjukkan dukungan dan pembenaran atas langkah AS menjatuhkan sanksi kepada Iran.

"Sebagai sekutu strategis AS, kami menghormati sanksi-sanksi itu," kata salah seorang pejabat Turki yang berbicara secara anonim, saat mendampingi kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Turki Yavuz Selim Kiran ke Washington, Rabu (22/5/2019).

Sejak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 pada tahun lalu, pemerintah Presiden Donald Trump telah memberi pukulan keras terhadap Iran dengan sanksi keras yang melarang ekspor minyak Iran dan kerap menargetkan negara-negara yang terus membelinya.

Baca juga: Teheran: Mustahil Arab Saudi Mampu Gantikan Pasokan Minyak Iran

Namun Washington memberi pengecualian terhadap delapan negara, termasuk Turki, China, India, dan Jepang, yang dibebaskan dari sanksi dan diizinkan terus membeli minyak mentah Iran.

Pengecualian tersebut berlaku selama satu tahun dan telah kedaluwarsa pada 2 Mei lalu dan belum diperbarui oleh Washington.

Ankara awalnya tidak ingin menurut AS, tetapi menurut sumber pejabat, Turki telah berhenti membeli minyak Iran sejak 2 Mei.

Saat bertemu dengan Trump, delegasi Turki di Washington membahas sejumlah isu, termasuk ketegangan antara AS dengan Iran, serta pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia yang memicu kontroversi.

Washington menyebut kesepakatan dengan Moskwa merupakan ancaman bagi pertahanan Barat dan memutuskan menangguhkan Ankara dari program jet tempur F-35.

Namun Turki menegaskan kembali jika pembelian itu telah rampung dan Ankara tetap akan mempertahankan kontraknya dengan Moskwa.

"Kesepakatan ini telah dilakukan," kata wakil menteri Turki kepada wartawan di Washington.

Pemerintah Turki mengusulkan dibentuknya kelompok kerja teknis bersama dengan pemerintahan Trump untuk membantu menghilangkan kekhawatiran AS atas penggunaan S-400, yang diduga akan digunakan Rusia untuk mengumpulkan data teknologi dari pesawat militer NATO.

Baca juga: Jalankan Sanksi, AS Bertekad Pangkas Ekspor Minyak Iran hingga Nol

"Kami masih menunggu jawaban mereka untuk usulan kelompok teknis tersebut," tambah pejabat Turki.

Hubungan AS dengan Turki semakin tegang karena berbagai masalah, termasuk dukungan AS untuk pasukan Suriah Kurdi yang dicap teroris oleh Ankara.

Serta penolakan Washington untuk mengekstradisi ulama Muslim yang tinggal di Pennsylvania, Fethullah Gulen, yang dituduh sebagai pelaku kudeta yang gagal di Turki pada 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com